(Bukan) Monster Jahat

Lovenim
Chapter #5

Beruntung atau Buntung?

Aku selalu bersyukur tentang bagaimana aku mudah dekat dengan orang lain. Tidak sulit bagiku untuk mendapatkan teman atau pacar baru.

"Kamu itu enak, ya. Cantik dan mudah banget dapat cowok," kata Rina di Kantin, sambil tertawa. "Aku harus berjuang untuk dapat satu orang yang mau dekat." Aku hanya tersenyum getir, karena dia tidak tahu apa yang kurasakan sesungguhnya.

Meskipun interaksi awal terasa menyenangkan, ada satu hal yang selalu membebani pikiranku. Sulit sekali bagiku membangun hubungan jangka panjang, entah itu dalam konteks pertemanan atau percintaan. Setiap kali aku mencoba mendalami sebuah hubungan, pasti ada hal menyebalkan yang muncul, menciptakan luka di hatiku. Satu hari mereka bisa terlihat sangat baik, tetapi di hari berikutnya, wajah mereka bisa berubah drastis, menampilkan sisi gelap yang seolah-olah ingin menghancurkanku.

Pernah suatu ketika, aku menjalin hubungan dengan Rangga, laki-laki dari jurusan sebelah. Suatu hari saat dia memandangku dengan penuh perhatian, hatiku berdebar.

"Kamu tahu, aku suka sekali ngobrol sama kamu. Rasanya nyaman," katanya, senyum di wajahnya membuatku terharu. Harapan seakan terbangun dalam diriku, membuatku merasa seolah-olah ada sesuatu yang indah sedang dimulai.

Namun, beberapa hari setelahnya perasaanku tiba-tiba berubah. Aku teringat hari di mana dia tampak cuek dan tak menghiraukan pesanku berjam-jam. Lalu tentang bagaimana dia membatalkan janji untuk bertemu denganku hanya beberapa jam sebelum waktunya dan mengalihkan pembicaraan setiap kali aku berusaha mengungkapkan perasaanku. Aku mulai merasa tidak nyaman dan perlahan mencari alasan untuk menghindar.

"Aku pengen kenal kamu lebih dalam, tapi kenapa rasanya susah banget sih?" tanya Rangga di suatu malam. Entah kenapa dia tampak seperti orang bodoh di mataku malam itu, aku tahu akhirnya dia akan pergi meninggalkan aku sendirian, kalimat-kalimatnya terasa palsu.

Lihat selengkapnya