(Bukan) Monster Jahat

Lovenim
Chapter #18

Bukan Cemburu

Di sebuah kafe kecil yang terletak di dekat kampus, aku dan Kinara duduk di meja dekat jendela. Ia baru saja pulang dari Jakarta. Suasana hangat melingkupi kami, lampu-lampu kecil berkelap-kelip, dan aroma kopi yang segar mengisi udara. Suara gemericik air dari mesin kopi berpadu dengan latar belakang musik jazz yang lembut, menciptakan melodi yang menenangkan. Hari ini terasa sempurna untuk berbincang, menghabiskan waktu bersama sambil menyelami cerita-cerita yang telah lama tertunda.

“Jadi, bagaimana kabar kamu akhir-akhir ini?” tanyaku sambil mengaduk kopiku, membiarkan rasa pahitnya mengalir ke dalam pikiranku.

Kinara tersenyum, wajahnya memancarkan kehangatan. “Aku oke kok. Aku udah ikhlasin Kakek. Ternyata bener kata kamu, andai aja waktu itu aku gak ada di sampingnya, pasti aku bakal nyesel seumur hidup.”

“Syukurlah. Aku yakin Kakek pasti udah bahagia di sana lihat kamu kembali ceria gini”

“Iya, semoga aja deh. Selama bareng Kakek, aku banyak cerita tentang hal-hal yang belum sempet aku ceritain, terus juga aku banyak cerita tentang impianku. Ya, walaupun Kakek kadang balik lagi ngelantur, tapi aku ngerasa lega” Kinara menyeruput minuman coklat miliknya.

Kami banyak bercerita malam itu, hingga malam cukup larut. Kinara dan aku hendak beranjak dari tempat duduk ketika ponselku berbunyi dan nama Eros tertera di layar, aku menjawab dengan cepat.

“Hei, ada apa?” tanyaku.

“Kamu lagi di mana Gea? Mau pergi hari ini?”

“Aku kebetulan lagi sama temen sih, tapi sebentar lagi mau pulang.”

“Oh yaudah, aku jemput gimana?”

“Hahahaha boleh” jawabku sambil meneguk sisa kopiku.

“Share lokasi kamu ya” ujarnya, lalu menutup telepon.


Kinara bertanya sambil mengernyitkan dahi, “siapa tuh?”

Lihat selengkapnya