(Bukan) Monster Jahat

Lovenim
Chapter #26

Ulang Tahun Eros

Malam ini, suasana di luar sangat cerah. Bintang-bintang berkelap-kelip di langit, seolah menyambut momen istimewa yang sudah lama kutunggu. Aku, dengan semangat membara, melangkah menuju restoran yang telah kupilih dengan hati-hati. Ini adalah tempat yang penuh kenangan bagi Eros, restoran yang sering ia kunjungi bersama keluarganya saat masih kecil. Dengan harapan yang menggebu, aku mengingatkan diriku sendiri bahwa malam ini akan menjadi malam yang tak terlupakan.

Setibanya di restoran, aroma masakan menggoda langsung menyapa hidungku. Lampu-lampu lembut menciptakan suasana romantis. Pelayan menyambutku dengan senyuman hangat dan mengantarkanku ke meja yang sudah dipesan. Aku duduk dan mengatur napas, mencoba menenangkan diri sebelum Eros tiba.

Ketika akhirnya Eros muncul, senyumnya langsung membuatku bersemangat. “Hey, sayang! Maaf ya, aku terlambat, barusan habis ada urusan di studio” ujarnya sambil menyeka sedikit keringat di dahinya. Kemeja putih yang ia kenakan tampak pas di tubuhnya, menambah pesona yang sudah membuatku jatuh hati. “Tempat ini makin keren aja ya sekarang” katanya, mengamati sekeliling.

“Jadi nostalgia pas masa kecil” lanjutnya.

Aku tersenyum, “Aku tahu ini adalah tempat favorit kamu pas waktu kecil. Aku sengaja pengen rayain ulangtahun kamu di sini” ujarku.

Setelah beberapa saat, kami mulai memesan makanan. Namun, saat itu juga, Eros kembali sibuk dengan ponselnya. Matanya tidak lepas dari layar, dan aku merasakan sedikit ketidaknyamanan. “Eros, ada apa? Kenapa kamu terus liat hp sih?” tanyaku, berusaha menjaga nada suaraku tetap tenang.

“Ah, maaf. Teman-temanku di grup lagi kirim chat. Tunggu sebentar, ya?” jawabnya, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. Rasa kecewa mulai menggerogoti hatiku, tetapi aku mencoba untuk bersabar.

Makanan yang kami pesan datang, dan suasana hati kami seharusnya lebih ceria. Namun, Eros tampak lebih tertarik pada ponselnya daripada makanan yang di depan mata. “Kamu harus coba ini,” kataku sambil menyodorkan sepotong makanan ke arahnya. Dia melirik sejenak, lalu kembali ke ponselnya. “Iya, nanti aja,” jawabnya sambil tertawa kecil pada sesuatu yang tampaknya lucu di layar.

Lihat selengkapnya