(Bukan) Monster Jahat

Lovenim
Chapter #30

Caerus

Salah satu dewa dalam mitologi Yunani yang paling menarik perhatianku adalah Caerus, si dewa kesempatan. Dikenal sebagai yang paling sibuk, Kaerus selalu berlari kencang, kakinya bersayap, dan tubuhnya licin. Jambul yang berdiri di atas kepalanya seperti sinyal, mengingatkan bahwa kesempatan hanya datang sekali. Siapa pun yang bisa menangkap helaian jambulnya akan mendapatkan apa pun yang mereka inginkan. Kakinya terlihat bisa digapai, namun kesempatan yang berharga itu sulit untuk ditangkap kembali setelah berlalu.

Di dunia ini, banyak orang yang menunggu kesempatan, ada yang bijak menyongsongnya, dan ada pula yang bodoh menyia-nyiakannya. Saat ini, aku bertanya-tanya, apakah aku akan menjadi si bodoh atau si bijak? Entah sudah minggu ke berapa aku dan Eros tidak berkomunikasi. Setiap hari terasa seperti kekosongan yang menyakitkan. Apakah kami benar-benar tidak akan bertemu lagi selamanya? Mungkin inilah konsekuensi dari setiap pilihan yang kami buat—perpisahan yang tidak terhindarkan.

Ponsel yang sedang kugenggam tiba-tiba berbunyi, membuat hatiku bergetar. Dengan cepat, aku membuka pesan yang masuk. Ternyata, itu dari Meita. “Eros bakal berangkat ke Jerman hari ini, kamu beneran gak akan ketemu dia?” tulisnya singkat. Pesan itu seakan menyentak lamunanku, membawa kembali serangkaian kenangan yang ingin sekali kutinggalkan.

Rasa campur aduk melanda diriku. Sebagian dari diriku merasa hampa, tetapi sebagian lagi berusaha menutupi rasa sakit ini dengan ketidakpedulian. Aku sungguh tak peduli lagi padanya. Toh, dia pun tidak menghubungiku semenjak malam itu, malam ketika semua harapanku terasa runtuh. Kami berdua terjebak dalam keheningan yang kaku, seolah kata-kata terakhir kami mengalir ke dalam sebuah jurang yang dalam.

Lihat selengkapnya