Aku sudah berjanji pada diriku hari ini untuk kembali merajut hidupku, aku tidak ingin terus terpuruk, akhirnya aku berhasil untuk mengumpulkan sedikit energiku untuk bangun hari ini. Aku bangun pagi, berdoa lalu berolahraga. Di sela-sela istirahat, aku menonton video Raline yang baru saja diunggah, tampaknya topik kali ini cukup menarik.
“Hidup itu penuh dengan kejutan dan keajaiban. Ketika kita berani memulai sesuatu yang baru, semesta akan memberi hadiah sebagai apresiasi untuk kita. Ketika kita meremehkan hal-hal dan kebahagiaan kecil dalam hidup, kita akan melewatkan keajaiban yang mungkin saja terjadi. We’ll miss the magic. Kita harus bisa hidup di masa kini dan sadar akan apa yang kita lakukan, apa yang kita pijak dan ke mana kita akan melangkah. Jangan terlalu banyak memikirkan hal yang tidak perlu, seringnya yang sibuk selama ini tuh bukan tubuh kita, tapi hati kita. Bagaimana cara memberdayakan diri? Bagaimana caranya sadar apa yang kita kejar?” ujarnya.
“Ketika kita kehilangan arah, kita bisa memfokuskan kembali kehidupan kita. Memperbaharui tujuan kita dan memetakan ulang. Penting untuk kita bisa tahu di mana posisi kita sekarang dan di mana titik yang menjadi tujuan kita” lanjutnya.
Setelah menonton, sebuah ide mulai mengalir dalam benakku, bagaikan aliran energi yang terpendam. Teringat akan impian-impian lamaku, mulai dari jadi seorang perancang roket, pekerja di perusahaan energi, penulis, hingga perangkai bunga.. Namun, di balik semangat itu, ketidakpastian dan keraguan menyelinap masuk, seolah menari-nari di antara pikiran-pikiranku yang obsesif, yang tak pernah henti berputar dan membuatku merasa terjebak. Kebisingan harapan dan kekhawatiran bercampur menjadi satu, mengintimidasi, dan menciptakan rasa cemas yang tak berujung. Setiap kali aku mencoba merencanakan langkah untuk melamar pekerjaan, suara dalam kepalaku mengguncang, ada ketakutan yang tidak aku mengerti dari mana asalnya.