Langkahnya berlari cepat memasuki rumah sakit, hatinya berdebar dengan cemas setelah menerima kabar bahwa Ayahnya, Lukman, harus di pindahkan ke ruang ICU. Ya. Ruangan yang seolah kembali membawanya pada lorong masa lalu...
Yasmin sangat kalut dan khawatir. Ruang bertaruh nyawa... Ruang penuh doa demi kesembuhan dimana detak jantung dan napas ialah menjadi satu-satunya harapan untuk tetap bertahan itu, ada dimana? Batinnya.
Wanita dua puluh lima tahun itu menuju ruang resepsionis dengan langkah cepat. Ia berhenti di depan meja dan menatap perawat yang sigap berdiri memandanginya dengan ramah.
"Selamat sore. Ada yang bisa saya bantu?"
"Suster, saya ingin bertemu dengan Ayah saya yang di rawat di sini." Kata Yasmin dengan suara bergetar.
"Atas nama siapa?" Tanggap perawat itu sambil memandang layar komputer di depannya.
"Lukmansyah."
Setelah beberapa saat, perawat itu kembali menatap Yasmin. "Bapak Lukman sedang di rawat di ruang ICU, lantai lima."
"I-Itu dimana ya, suster?"