BUKAN PILIHAN

essa amalia khairina
Chapter #14

TERPAKSA MENERIMA

Sam ijin pulang duluan, karena ada pekerjaan lain yang harus ia selesaikan. Sementara, Revan masih setia menunggu dan mengamati wanita itu bekerja sampai hampir dua jam menunggu. Hingga akhirnya, Dava salah satu karyawan yang bekerja sebagai peracik kopi juga menyenggol sikut Yasmin yang ada di sebelahnya. 

"Apa?" Kata Yasmin, pecah semua lamunannya. Ia masih belum berhenti memikirkan cara bagaimana ia mendapatkan uang lebih dari puluhan juta itu untuk biaya operasi sang Ayah yang masih dalam kondisi kritis di rumah sakit. 

"Yasmin, kamu gak curiga?"l

Yasmin mengkerutkan keningnya. "Cu-Curiga, apa?"

Mata Dava sembunyi mengajak mata Yasmin menuju Revan yang sesekali melirik mereka juga di antara kesibukannya bermain ponsel. "Lelaki yang kamu tabrak tadi seperti sedang mengawasi kamu."

"Su-Sungguh?"

"Apa dia... masih belum terima kalau pakaiannya kotor olehmu?"

Yasmin mengangguk dan memandang Revan curiga. Ia tidak tahu apa yang lelaki itu inginkan, tapi ia merasa bahwa lelaki berambut hitam klimisnya itu memang ada sesuatu yang mungkin ada hubungan dengannya.

Yasmin merasa khawatir. Namun untuk memastikannya, dengan modal keberanian, Yasmin merasa terpancing untuk mendekati lelaki tersebut untuk menanyakan apa yang sebenarnya dia inginkan. Dava sempat mencegah, namun entah darimana keberanian Yasmin muncul di saat pikirannya terlilit oleh masalah biaya pengobatan sang Ayah. 

Yasmin tak ingin terlibat oleh masalah apapun yang membuat pikirannya semakin besar. Hingga, langkahnya menuju ke meja nomor sebelas itu. "Permisi, Mas."

Revan mengangkat kepala dan mendapati wanita itu akhirnya selesai dengan pekerjaannya. Ia beranjak dan bergerak menghadap Yasmin. "Sudah selesai?" Tanyanya. 

"Maaf, sebenarnya kamu mau apa?" Tanya Yasmin. "Temanku, bilang... sedari tadi kamu tengah mengawasi aku. Apa blazermu..."

"Bukan blazerku." Tukas Revan. "Boleh aku bicara, denganmu sebentar?"

Yasmin mengangguk. Ragu. Memancing, lelaki itu mempersilahkannya duduk dan mereka saling berhadapan dengan pikirannya masing-masing. Yasmin yang tak mengerti apa yang ingin lelaki itu sampaikan, sementara Revan masih perlu mengumpulkan beberapa kalimat yang tepat supaya tidak membuat wanita itu tersinggung. Meski ide Sam terdengar bodoh, tapi ini mungkin bisa membantu ia untuk membatalkan perjodohan Ayahnya itu. 

"Sebelumnya, kenalkan. Aku Revandra Cakra Dimas. Kamu bisa panggil aku Revan."

Lihat selengkapnya