Bukan Rumah untuk Pulang

Naa Ruby
Chapter #11

Sungguh-sungguh Pulang

Ada sesuatu yang Icha tunggu-tunggu. Yang membuatnya selalu bersemangat saat mengingatnya. Pulang. Ya, ia akan pulang ke rumah ayahnya. Bukan hanya sekedar liburan seperti kemarin, tapi ia akan benar-benar pulang. Membayangkan ia akan kembali tinggal di rumahnya sendiri bersama ayahnya membuat Icha tak berhenti tersenyum.

Selesai mengerjakan tugasnya di kedai kopi sampai sore, Icha bergegas beranjak pulang, ke rumah Tante Venty. Saat mengurusi KRS perkuliahannya, ia sudah mengatur jadwalnya agar dikumpulkan menjadi dua hari saja dalam seminggu. Ia juga sudah meminta izin pada dosen pembimbingnya yang galak itu untuk melakukan bimbingan hanya pada hari-hari ia kuliah saja. Dan sang dosen galak tidak mempermasalahkan itu. Asal pada tiap bimbingan, Icha bisa menunjukkan progres yang baik pada skripsinya. Icha tentu menyanggupi itu dengan mantap.

Rumah Tante Venty tampak sepi saat Icha masuk. Ia pun berjalan menuju kamarnya. Ia ingin segera mandi lalu mengemas barang-barangnya yang akan ia bawa pulang. Mungkin butuh beberapa kali kembali ke sini untuk membawa pulang semua barangnya. Tak masalah. Semalam ia sudah menyiapkan apa saja yang akan ia bawa. Hanya belum ia kemas. Gadis itu cepat-cepat mengambil handuknya lalu pergi ke kamar mandi.

Tak terlalu lama Icha mandi. Dan saat ia keluar dari kamar mandi, ia terkejut. Karena Kak Gea dan Nora sudah duduk menunggunya di tempat tidur.

"Kok kalian ada di sini? Icha pikir di rumah gak ada orang," ujar Icha seraya menghampiri mereka. Ia masih mengenakan bathrobe. Ia lalu duduk bersama mereka setelah mengunci pintu kamarnya.

"Kamu jadi pulang, Cha?" Kak Gea bertanya dengan menatap Icha sedikit sendu. Membuat Icha merasa sedih. Sementara Nora hanya memain-mainkan ujung bantal di pangkuannya. Icha menghela napas.

"Iya, Kak. Ini Icha mau beres-beres." Icha mencoba tersenyum.

"Ini kan udah sore, Cha. Emang kamu mau pulang jam berapa?"

"Malam ini."

"Bahaya loh, Kak," kini Nora ikut menyahut.

"Insya Allah gak ada apa-apa. Lagian Icha bisa sampai sana besok pagi, karena perjalanannya jauh." Icha kembali memasang senyum.

"Ya udah, kamu beres-beres dulu. Kamu berangkat abis makan malam, kan? Kamu harus makan dulu."

Icha tersenyum mengangguk. Setelah mengantar Kak Gea dan Nora keluar kamar, ia segera mengemasi barang-barangnya dan bersiap. Icha butuh waktu lebih dari 2 jam untuk menyelesaikan semuanya lalu kemudian ikut makan malam.

Lihat selengkapnya