Bukan Rumah untuk Pulang

Naa Ruby
Chapter #22

Cari Uang

Seperti waktu pagi beberapa hari yang lalu, suasana dapur kembali gaduh. Siapa lagi yang berulah kalau bukan Angga? Bedanya, kali itu ada Mbak Zahra--istri Mas Evan--yang diminta datang pagi-pagi sekali oleh Mas Evan. Sepertinya belakangan ini Mas Evan memang jarang pulang ke rumah Mbak Zahra karena mengurusi pengobatan ibu Andri, menuruti permintaan Icha. Belum lagi perusahaan ayahnya yang baru mengeluarkan seorang manajer keuangan. Mas Evan harus membantu menstabilkan kembali keuangan perusahaan setelah dicuri oleh manajer itu dan juga Ibu Diana, ibu tiri Icha.

Untunglah Mbak Zahra begitu pengertian. Setau Icha, kakak iparnya itu selalu mendukung apapun keputusan Mas Evan. Karena itu lah Icha sangat menyayanginya.

Pagi itu Angga kembali membuat kegaduhan dengan memaksa akan membantu Mbak Zahra dan Mas Evan memasak. Karena tak ingin kembali sarapan kesiangan, Icha akhirnya ikut membantu. Lebih tepatnya, membantu membereskan kekacauan yang telah dibuat Angga. Laki-laki itu sepertinya tak pernah berhenti membuat Icha sebal. Sementara keempatnya memasak, Azhar diajak ayah Icha pergi entah ke mana.

"Ga, kamu tata meja aja, sana! Ambil piring, gelas, sendok, semuanya. Mindahin nasi aja berantakan gini, gimana, sih?" Icha mengambil alih pekerjaan Angga dan mengusirnya dari tempat itu.

"Galak banget, sih?" Angga menarik rambut Icha, kembali berulah. Ia buru-buru lari saat Icha mengayunkan spatula hendak memukul kepalanya. Mas Evan dan Mbak Zahra yang melihat hanya geleng-geleng kepala.

"Kalian ini gak pernah bisa akur kayaknya," ucap Mbak Zahra yang sedang menggoreng lauk.

"Icha, tuh, Mbak, yang gak pernah pengen lihat aku hidup tenang. Dulu waktu kecil kesambet apaan, sih?" Kalau tidak sedang sibuk memindahkan nasi goreng ke wadah, mungkin Icha sudah melempar semua benda di dapur ke arah Angga yang sedang menata meja makan itu. Icha hanya mengumpat kesal dalam hati.

Beberapa menit berikutnya semuanya pun sudah siap. Melihat semuanya sudah tersaji membuat Icha tersenyum senang. Kali ini meja makan akan terasa ramai. Terakhir kali Icha makan beramai-ramai adalah saat di rumah Andri beberapa hari lalu saat ia kabur dari rumah. Semuanya pun bersiap menyantap sarapan ketika ayah Icha dan Azhar datang.

"Oh iya, abis ini Ayah sama Azhar mau ke kantor. Icha di rumah sama Angga, ya," kata ayah Icha tiba-tiba di sela-sela sarapan. Icha tak langsung menyahut. Ayahnya mengajak Azhar ke kantor? Buat apa? Icha menoleh ke arah Mbak Zahra.

"Mbak Zahra di sini, kan?" Icha berpikir, berdua saja dengan Angga pasti membosankan. Apalagi dia suka sekali membuat Icha kesal. Kalau ada Mbak Zahra setidaknya bisa lebih tenteram dan damai.

"Mbak Zahra ke galeri, lah, Cha. Abis ini Mas Evan yang antar, sebelum ke kantor," Mas Evan yang menjawab, membuat Icha seketika lesu. Kakak iparnya itu memang memiliki sebuah galeri kerajinan tangan daur ulang. Benda-benda yang tak terpakai bisa disulapnya menjadi aksesori yang cantik. Awalnya, Mbak Zahra membuat semua itu karena hobi. Tapi karena ia memang berbakat dan hasil kerajinannya sangat bagus, membuat galerinya berkembang. Tapi Mas Evan tak pernah mengizinkan istrinya itu untuk menjadikan galeri sebagai ladang penghasilan mereka. Bagaimana pun, dia lah yang berkewajiban mencari nafkah.

"Angga pengin ajak Icha ke makam, Om. Gak apa-apa?" Pertanyaan Angga membuat Icha terkejut. Habis kemasukan setan apa anak itu sampai tiba-tiba ingin pergi ke makam? Icha mengerti, yang Angga ingin datangi adalah makam papanya, yang amat kebetulan, juga berada di lokasi yang sama dengan makam ibu kandung Icha. Dulu mereka pernah ke sana bersama, sekali.

"Oh, boleh, boleh. Nanti kalian hati-hati tapi, ya. Agak jauh, kan, soalnya," balas ayah Icha mengizinkan. Berikutnya mereka pun melanjutkan sarapan hingga selesai. Setelah itu, Icha dan Mbak Zahra membereskan semuanya. Sementara yang lain meninggalkan dapur. Mbak Zahra tampak cekatan membersihkan dan mencuci semua yang tadi habis terpakai. Seingat Icha, di rumah kakak iparnya itu ada seorang asisten rumah tangga.

Lihat selengkapnya