Bukan Sekadar Keluarga

Penulis N
Chapter #7

7

Beberapa hari setelah pertemuan dengan pria misterius itu, Evelyn merasa ketegangan semakin menyelimuti rumah mereka. Setiap sudut rumah seperti dipenuhi dengan bisikan yang tak terucapkan, suara-suara hati yang bertanya-tanya apakah mereka telah membuat keputusan yang tepat. Leony juga terlihat lebih tertekan, meski berusaha menutupi kecemasannya dengan tawa yang dipaksakan.

Namun, perasaan itu semakin membebani Evelyn. Keputusan untuk melawan tidak lagi sekadar sebuah pilihan; itu adalah sebuah kewajiban. Mereka tak bisa lagi berpura-pura tidak tahu apa yang sedang terjadi di sekitar mereka. Mereka harus mencari kebenaran, walaupun itu berarti menghadapi kenyataan pahit yang mungkin mengubah segalanya.

Sementara itu, Theodore mulai menunjukkan sisi dirinya yang lebih dingin. Selama beberapa hari terakhir, dia tampak lebih tertutup, hanya berbicara ketika benar-benar diperlukan. Ada ketegangan di antara mereka, meskipun mereka tak mengungkapkan apa yang mereka rasakan.

Evelyn menghela napas panjang, duduk di kursi ruang keluarga. Di luar jendela, hujan masih turun dengan deras, seolah ikut merasakan kegelapan yang melingkupi hidup mereka.

Leony tiba-tiba masuk, membawa secangkir teh panas. "Kau belum tidur?" tanyanya sambil menyerahkan cangkir itu.

Evelyn menerima teh tersebut, lalu mengangkat bahu. "Sulit tidur akhir-akhir ini. Begitu banyak yang harus dipikirkan."

Leony duduk di sampingnya, menatap Evelyn dengan tatapan yang penuh perhatian. "Apa yang kita lakukan sekarang, Evelyn? Kita tidak bisa terus bersembunyi dari kenyataan."

Evelyn menatap adiknya, merasa beban yang sama beratnya. "Aku tahu, Leony. Tapi kita harus hati-hati. Tidak semua orang bisa dipercaya. Siapa yang benar-benar ada di pihak kita, dan siapa yang hanya memainkan permainan ini untuk kepentingan mereka sendiri?"

Leony mengangguk, matanya mulai berkilau dengan kegelisahan yang sama. "Kau benar. Tapi kita tidak bisa hanya duduk diam. Kita harus bergerak."

Di saat itulah Theodore masuk ke dalam ruangan, terlihat sedikit lebih rapi dibandingkan biasanya, meskipun wajahnya tetap dingin. "Kita tidak punya banyak waktu," ujarnya dengan suara yang penuh tekanan. "Jika kita ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, kita harus mencari tahu siapa saja yang terlibat dan bagaimana mereka terhubung."

Evelyn mengangguk, setuju dengan apa yang Theodore katakan. "Tapi kita tidak bisa melakukannya sendirian. Kita harus bekerja sama."

Tetapi, dalam hati Evelyn, ada rasa keraguan yang semakin besar. Siapa yang bisa mereka percayai selain diri mereka sendiri? Mereka semua merasa seperti berada di labirin, terjebak dalam permainan yang lebih besar daripada yang mereka bayangkan.

Tanpa peringatan, pintu depan rumah mereka terbuka. Evelyn menoleh, dan dari ambang pintu, seorang wanita muda muncul—sosok yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Wanita itu tampak panik, wajahnya pucat, dan matanya terpejam seolah menahan air mata.

"Siapa kamu?" tanya Evelyn, sedikit terkejut.

Wanita itu terengah-engah, tubuhnya gemetar. "Aku... aku tidak punya banyak waktu. Mereka tahu aku mencari tahu tentang kalian. Aku harus pergi dari sini sebelum mereka menemukanku."

Leony berdiri, mendekati wanita itu dengan waspada. "Siapa yang tahu tentang kami? Apa yang kamu tahu?"

Wanita itu menghempaskan napas panjang. "Nama saya Clara. Saya... saya bekerja untuk orang-orang yang terlibat dalam permainan ini. Tapi saya tidak bisa terus melakukannya. Saya tahu tentang kalian. Saya tahu bahwa kalian sedang mencari kebenaran, dan saya bisa membantu kalian. Tapi kalian harus percaya padaku."

Evelyn menatap Clara dengan cermat. Ada sesuatu tentang wanita ini yang membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, di sisi lain, Evelyn juga tahu bahwa mereka tidak bisa lagi berjalan sendirian. Mungkin ini adalah kesempatan mereka untuk mendapatkan jawaban.

"Kenapa kamu ingin membantu kami?" tanya Theodore, suaranya penuh kecurigaan.

Clara mengusap wajahnya, seolah berusaha menenangkan dirinya. "Karena saya sudah lelah. Saya tidak ingin menjadi bagian dari kebohongan ini lagi. Saya ingin keluar dari semua ini. Tapi saya butuh perlindungan. Saya butuh bantuan kalian."

Evelyn merasa perasaan yang campur aduk—ragu, takut, tetapi juga terdorong untuk mempercayainya. "Jika kamu ingin membantu kami, maka kamu harus memberitahu kami segala sesuatu yang kamu tahu. Tanpa ada yang disembunyikan."

Clara mengangguk pelan. "Saya akan memberitahumu apa yang saya tahu. Tetapi, ada satu hal yang harus kalian ketahui: Jika kalian benar-benar ingin mencari tahu apa yang sedang terjadi, kalian akan menghadapi lebih banyak bahaya daripada yang kalian bayangkan."

Perasaan Evelyn semakin kacau. Mereka berada di persimpangan jalan yang lebih berbahaya daripada yang bisa mereka bayangkan sebelumnya. Keputusan ini tidak hanya akan mempengaruhi hidup mereka, tetapi juga mungkin mengancam masa depan mereka.

Pagi itu, udara terasa berat dan penuh ketegangan. Evelyn duduk di meja makan, memandangi secangkir kopi yang sudah mendingin. Leony sudah pergi ke sekolah, sementara Theodore masih di ruang kerjanya. Clara, yang mereka temui malam sebelumnya, duduk di sudut ruang tamu, matanya gelisah. Meskipun dia terlihat takut, ada juga keyakinan dalam tatapannya, seolah dia sudah membuat keputusan besar dengan memilih untuk berbicara kepada mereka.

Evelyn menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara. "Kita harus tahu semua yang kamu ketahui. Tentang siapa yang terlibat, dan kenapa mereka mengincar keluarga kita."

Clara menatapnya sejenak, tampak ragu, namun kemudian mengangguk perlahan. "Saya akan mulai dari awal. Ada organisasi rahasia yang telah mengawasi keluarga kalian. Mereka sudah lama mencari cara untuk memanipulasi setiap langkah kalian—tanpa kalian sadari."

Evelyn memiringkan kepala. "Organisasi? Apa tujuan mereka? Kenapa mereka memilih keluarga kami?"

Clara tampak menghela napas, mencerna kata-kata yang akan dia sampaikan. "Tujuan mereka tidak sederhana. Mereka ingin mengontrol kekuatan yang ada dalam keluarga kalian, terutama yang dimiliki oleh orang-orang yang masih terhubung dengan masa lalu kalian—termasuk Theodore. Mereka melihat keluarga kalian sebagai ancaman, dan mereka berusaha menghancurkan kalian dari dalam."

Evelyn merasa jantungnya berdegup kencang. "Tetapi Theodore... Dia bahkan tidak tahu apa-apa tentang masa lalu itu!"

Clara menggigit bibirnya. "Itu sebabnya kalian harus berhati-hati. Theodore mungkin tidak tahu, tapi ada orang lain yang tahu dan siap memanipulasi segala sesuatu untuk tujuan mereka. Dan mereka telah melakukan ini sejak bertahun-tahun yang lalu."

Suasana di ruang tamu semakin mencekam. Evelyn tidak bisa menahan kebingungannya. Ini terlalu besar untuk dicerna dalam waktu singkat. Dia melihat Leony yang baru masuk, matanya tampak bingung melihat ketegangan yang menyelimuti ruangan.

"Ada apa, kak?" tanya Leony, melangkah masuk ke ruang tamu.

Evelyn menyarankan agar Clara duduk lebih dekat dengan mereka. "Clara baru saja memberi tahu kita sesuatu yang penting. Tentang sebuah organisasi yang mengincar keluarga kita."

Leony mengerutkan kening, memperhatikan wajah Clara yang nampak cemas. "Organisasi apa? Kenapa kita baru tahu sekarang?"

Clara menatap Leony dengan tatapan penuh penyesalan. "Karena ini bukan hal yang bisa langsung disampaikan begitu saja. Ada banyak orang yang terlibat. Dan mereka tidak hanya ingin menghancurkan keluarga kalian, mereka juga ingin mengontrol masa depan kalian—termasuk Leony, dan bahkan kamu, Evelyn."

Evelyn merasa perasaan gelisah menyerang dirinya. Ini terlalu berat untuk ditanggung sendiri. Tetapi, jika mereka ingin bertahan hidup dan melawan, mereka harus bersatu. "Kita harus tahu siapa yang bisa dipercaya di luar keluarga kita. Kita harus mulai mencari tahu siapa yang bersekutu dengan mereka."

Clara mengangguk. "Itulah yang saya takutkan. Mereka sudah dekat, dan mereka akan berusaha menghancurkan apa yang tersisa sebelum kalian bisa melawan."

Suasana semakin mencekam, dan Evelyn merasakan betapa besar beban yang harus mereka tanggung. Ini bukan lagi hanya tentang bertahan hidup, tetapi tentang melawan kekuatan yang lebih besar dari apa yang bisa mereka bayangkan.

Di luar rumah, mobil hitam yang tak dikenal berhenti di depan pagar rumah mereka.

Lihat selengkapnya