Tubuhku adalah karya seni. Aku bergulat dalam pertarungan sengit untuk menciptakan tubuh yang menjadi sebuah seni. Jikalau tubuhku bergerak, maka akan tercipta seni baru di tubuhku dan jika tubuhku diam, maka seni lain juga akan terlihat. Begitulah seni yang kujalani dengan tubuh penuh dosa ini. Namun, aku akan tetap menjalaninya.
Aku hidup sebagai penulis, dengan gerakan-gerakan tambahan sebagai pembuat film. Aku suka membaca, aku suka menonton film, tetapi aku lebih suka untuk menulis apa saja yang ada di pikiran tak masuk logikaku ini. Aku hanyalah wanita, aku bermain dengan emosiku. Namun, aku juga tidak bisa mengerti dengan emosiku sendiri. Perasaan-perasaan yang timbul setelah sekian waktu mati membuatku tak mengerti bagaimana cara mengendalikannya. Jika Edgar Allan Poe masih hidup, dia mungkin akan memanggilku dengan nama Morella.
Seni pertama yang kubuat dengan tubuhku berjudul Kehilangan Kesucian. Sebuah tema yang menyakitkanku hingga saat ini, tetapi memberikan dampak memacu pada hatiku. Kupikir para wanita mengerti maksudku. Kesucian yang amat dijaga telah menghilang dari diriku, maka itu adalah sebuah seni yang membuat siapa pun ketakutan.