Yasmin mencoba beranjak dari tempat tidurnya, namun keadaan tubuhnya yang masih lemah pun membuatnya terjatuh hingga Jody begitu kaget karena keteledorannya itu.
"Ya ampun Yasmin, lo gimana sih. Sudah tau lo masih lemah tapi tetap aja dipaksain kayak gini,"
"Kan tadi kamu bilang kalau kita harus pulang sekarang,"
"Iya tapi kan lo bisa bilang ke gue dulu, gengsi banget sih buat minta bantuan," oceh Jody, ia pun mencoba membantu Yasmin untuk berdiri.
Yasmin kembali menghela nafas saat Jody tak berhenti mengomelinya, ia pun sudah terbiasa mendengar kata-kata pedas Jody setiap harinya.
"Ya sudah, biar gue gendong lo ke mobil tapi ingat ya lo jangan GR. Gue ngelakuin ini sebagai bentuk rasa kemanusian aja gak lebih,"
"Maaf Jod selalu merepotkan kamu," ucap Yasmin yang ditanggapi Jody dengan berdehem.
Tangan Yasmin pun melingkar di leher Jody, ia tak mengerti kenapa orang tuanya harus menjodohkannya dengan pemuda ini. Melihat usia mereka yang berbeda pun, menurutnya sangat tak adil bagi Jody jika harus membuang masa mudanya hanya untuk menikahi gadis sepertinya, yang bukan hanya lebih dewasa tapi juga mengidap penyakit mematikan. Terkadang Yasmin ingin menyerah dalam keadaan seperti ini, namun ia juga tak bisa bersikap egois saat kebahagiaan orang tuanya harus dipertaruhkan.
"Kamu berhak untuk bahagia Jody, aku janji pernikahan ini gak akan lama dan saat itu tiba aku siap berpisah dengan kamu," batin Yasmin.
"Kenapa lo ngeliatin gue kayak gitu, hati-hati mbak nanti terpesona lagi,"
"Hmm gakpapa, aku cuma memikirkan tentang pernikahan kita yang tinggal beberapa hari lagi,"
"Lo sendiri kan yang bilang kalau pernikahan kita itu cuma kontrak. Satu tahun waktu yang cukup buat kita membahagiakan orang tua kita, tapi setelah itu gak ada ikatan apapun lagi diantara kita,"
"Iya kamu gak perlu khawatir. Kita gak akan menjalankan kehidupan rumah tangga layaknya suami istri pada umumnya,"
"Oke, bagus deh kalau lo ngerti,"
"Maaf ya Jod, kalau kehadiran aku cuma menjadi beban buat kamu. Aku janji semua ini gak akan lama," ucap Yasmin yang membuat Jody terdiam memandanginya. Raut wajah Yasmin pun terlihat begitu sedih hingga setetes cairan bening hendak tumpah dipelupuk matanya.
"Sebentar lagi kita sampai, kamu bisa turunkan aku sekarang Jod," pinta Yasmin.
"Ternyata capek juga ya gendong lo," ujar Jody mencoba menghilangkan rasa canggung diantara mereka, pemuda itu pun segera membuka kan pintu buat Yasmin dan memintanya untuk masuk ke dalam mobil.
"Gue antar lo pulang ke rumah, kalau orang tua kita nanya soal cincin itu bilang aja sudah kita cobain, gue gak mau lo bilang gak dicoba karena tadi kabur dari toko perhiasan itu,"
"Iya,"
"Ya sudah kalau lo mau tidur, tidur aja. Nanti gue bangunin kalau sudah sampai rumah lo," ucap Jody seraya fokus pada jalanan di depannya. Dada Yasmin pun menghangat mendengar itu, walau ia tak bisa mengungkapkan secara penuh rasa terima kasihnya karena pertolongan Jody, tapi ia berharap jika suatu saat nanti bisa membalas kebaikan pemuda itu.
*
Kedatangan Yasmin dan Jody disambut keluarga mereka dengan antusias, kecuali Jessica. Gadis itu cukup kaget menatap wajah Yasmin yang berubah pucat dan terlihat sangat letih, entah apa yang terjadi dengan kakaknya itu, kerah bajunya yang memerah pun seakan menunjukan hal yang tak beres padanya.
"Kak Yasmin, kakak kok pucat banget. Apa Kakak baik-baik aja? Jody gak ngapa-ngapain Kakak kan,"
"Hmm gak kok Jes, kakak gakpapa,"
"Enak aja lo menuduh gue kayak gitu, lo dengar tu gue gak ngapain kakak lo,"
"Ya siapa tau kan, lo kan gak setuju banget menikah sama kakak gue jadi gak usah sok baik deh,"
"Jessica sudah dong sayang, siapkan minum gih untuk kakak ipar kamu. Jody pasti capek nih habis nganterin Yasmin,"
"Apa Ma? buatin minum untuk dia, ih ogah banget. Mending buat sendiri aja tu atau kalau perlu ambil air keran aja sana,"
"Jes gak boleh begitu, ayo minta maaf sama Jody," perintah Papanya.
"Hhh sudah Om, Tante gakpapa kok, maklum anak kecil jadi gak saya masukin di hati omongan dia,"
"Maaf ya nak Jody kalau Jessica bersikap gak sopan,"
"Biar aku aja yang ambilkan minum, kamu mau minum apa Jod?" tawar Yasmin.
"Hmm gak usah, lagian gue ada kerjaan juga, kalau begitu saya permisi ya Om, Tante,"