"Kamu kok belum tidur, katanya tadi mau istirahat. Oh aku tau, pasti kamu berpikir aku bakal bersikap yang macam-macam ya sama kamu,"
"Hmm gak,"
"Terus kenapa kamu ngeliatin aku begitu, ada yang aneh memangnya?"
"Kamu orang baik Jod, sangat beruntung wanita yang menjadi istri kamu nanti," ucap Yasmin membuat Jody terdiam mendemgarnya.
"Gak terasa ya waktu berjalan begitu cepat, dan besok sudah satu bulan pernikahan kita. Aku yakin satu tahun juga gak akan lama, aku ingin melihat kamu selalu bahagia saat kita gak lagi bersama,"
"Hmm iya, aku...aku pasti bahagia kok. Kamu tenang aja, karena nanti gak akan ada lagi orang yang akan merepotkan aku," lirih Jody.
"Iya, gak akan ada lagi Jod," ucap Yaamin.
"Kamu sudah terlalu banyak berbicara Yasmin, lebih baik sekarang kamu tidur biar besok kondisi kamu membaik saat kamu bangun,"
"Aku,"
"Kenapa? Mau ngomong apa lagi, sudah ya Yasmin kamu jangan banyak membantah, sekarang kamu tidur aku bakal jagain kamu," perintah Jody.
Yasmin perlahan memejamkan matanya mencoba mengistirahatkan tubuhnya yang begitu lelah setelah seharian ini, kembali Jody memandangi wajah istrinya itu yang terlihat begitu tenang. Jody tak mengerti apa maksud dari ucapan Yasmin, kenapa ia merasa istrinya itu akan pergi jauh darinya. Ucapan Yasmin yang terdengar aneh pun kadang membuatnya sendiri bingung dengannya.
"Aku masih ingin melihat dia lebih lama lagi Tuhan, aku...," ucap Jody terhenti saat Yasmin menggenggam erat tangannya, perasaan Jody begitu nyaman berada sedekat ini dengan Yasmin.
"Selamat malam Yasmin, semoga mimpi indah," Jody mencium kening istrinya itu mengungkapkan perasaan yang ada di hatinya saat ini.
*
Pagi Harinya
Jody terlihat begitu bersemangat mengajak Yasmin mengelilingi hamparan kebun teh di sekitar mereka, hal ini cukup memberikan ketenangan bagi keduanya. Walau kondisi udara terasa begitu dingin tapi semua itu tak menutupi antusias mereka untuk menghirup udara pagi dari tempat ini.
"Jody kita mau kemana? Kok kamu mengajak aku pergi sepagi ini,"
"Jalan-jalan,"
"Iya aku tau jalan-jalan, tapi kemana?"
"Sudah, daripada kamu banyak berkomentar mending kamu ikutin aku aja. Kamu pasti akan menyukai tempat ini,"
"Tapi Jod,"
"Kenapa? Kamu capek? Ayolah Yasmin baru jalan beberapa menit masa sudah capek sih, kayak orang penyakitan aja kamu, ayo buruan," Jody meraih tangan Yasmin namun gadis itu tak melanjutkan langkahnya.
"Loh, kamu kenapa berhenti jalannya. Ada apa? Nanti kita terlambat loh kalau kamu diam begini,"
"Jody aku...,"
"Kenapa?"
"Aku pulang aja ya, aku belum buatkan sarapan untuk kamu,"
"Kok begitu sih Yasmin, sudah nanti kita beli aja sarapannya,"
"Tapi,"
"Hhh Yasmin aku gak mau mendengar alasan apapun, aku mengajak kamu ke tempat ini karena Papa meminta supaya aku mengirimkan foto-foto honeymoon kita yang romantis di tempat ini. Memangmya kamu mau mengecewakan Papa? Sudah ya sekarang mending kita pergi takutnya nanti keburu siang," ajak Jody
"Aku,"
"Hhh ya...ya aku tau, pasti kamu gak sanggup buat jalan kan? Oke sekarang kamu naik ke punggung aku biar aku gendong kamu,"
"Kamu mau gendong aku?"