Bukan Selamat Tinggal Yasmin

Sandra Arq
Chapter #24

Cemburu Yang Menyesakkan

"Kamu menangis Yasmin?" ujar Jody melihat air mata Yasmin yang berlinang.

"Hmm aku gakpapa Jod,"

"Kamu bilang kamu bahagia, aku gak mau melihat ada air mata di wajah kamu. Aku gak mau ada tangisan untuk hari ini," Jody menyeka air mata istrinya itu.

"Iya maaf, aku masih terbawa suasana aja. Aku hanya takjub melihat semua ini," Yasmin kembali duduk di tepian menara melihat pemandangan di depannya.

Jody pun duduk di samping istrinya itu seraya mengamati sekitarnya. Ada kenyamanan yang ia rasakan melihat Yasmin sebahagia ini."Padahal selama ini aku begitu membenci Yasmin, tapi mengapa sekarang semuanya terasa berbeda, aku bahagia melihat dia tersenyum seperti ini," batin Jody.

"Aku senang melihat kamu gak sejudes dulu Jod, aku masih ingat saat pertama kali kita bertemu di kampus. Kamu sampai marah-marah sama aku karena menghalangi parkiran mobil kamu," ingat Yasmin.

"Bukannya aku masih sering ngomelin kamu? ya bukan apa-apa sih kamu memang orangnya sukanya membandel, tapi itu bukan pertemuan pertama kita kan? Sebelumnya kamu pernah menolong aku sewaktu aku kecelakaan,"

"Hmm iya,"

"Eh taunya si mbak yang aku omelin itu justru menjadi istri aku sekarang, makanya aku bilang kalau aku kayak mendapatkan karma deh,"

"Maaf ya waktu itu aku sempat menampar kamu. Aku sama sekali gak berniat untuk menyakiti kamu,"

"Gak perlu diingatin lagi soal itu, karena kalau akau mengingat kejadian itu aku jadi pengen menampar kamu juga. Dua kali loh kamu menampar pipi aku, perih banget rasanya,"

"Sakit ya?"

"Iyalah Yasmin, siapa juga yang bilang di tampar itu gak sakit. Memangnya kamu pikir pipi aku busa apa? Baru kamu satu-satunya perempuan yang berani menampar aku kalau aku gak mikir aja saat itu sudah aku tampar balik kamu," ucap Jody.

"Kamu mau membalasnya sekarang Jod?"

"Apa maksud kamu?"

"Hmm buat menampar aku,"

"Eh kamu jangan gila Yasmin, apaan sih kamu,"

"Gakpapa kok Jod, aku gak mau masih ada dendam di hati kamu karena kejadian itu, aku tau aku salah,"

"Yasmin sudah ya jangan mengingatkan aku lagi tentang itu,"

"Jody aku gakpapa kalau memang kamu mau membalas itu hak kamu. Aku cuma gak mau dengan kejadian itu masih mengganjal di hati kamu," Yasmin memegangi tangan suaminya. Jody terdiam saat pipi Yasmin bisa ia rasakan, entah apa yang ada di pikiran istrinya ini.

"Beneran gakpapa aku menampar kamu? Di tampar itu gak enak loh nanti ujung-ujungnya kamu laporin aku komnas perempuan lagi dengan kekerasan rumah tangga. Oh atau jangan-jangan kamu sengaja ya biar minta cerai lebih cepat sampai menyuruh aku melakukan ini, gak Yasmin aku gak mau,"

"Jody gak kok, aku hanya ingin membayar kesalahan aku waktu itu. Ayo kamu lakukan apa yang pernah aku lakukan sama kamu waktu itu, aku gakpapa kok," Yasmin memejamkan matanya.

Jody menghela nafas panjang, ia tak tau apa keputusannya ini tepat, Jody pun memandangi tangannya yang terlihat ragu untuk melakukan itu, namun mengingat ucapannya dulu pun yang akan membalas sikap Yasmin membuatnya kembali teringat akan tamparan itu.

"Aku gak main-main loh kalau sudah begini karena ini kemauan kamu kan,"

"Hmm iya, aku tau Jod sangat wajar kalau aku mendapatkan itu. Aku harap setelah ini gak ada lagi dendam di antara kita," harap Yasmin.

"Oke kalau memang itu maunya kamu," Jody memandangi istrinya yang terlihat pasrah saat ini.

Lihat selengkapnya