Bukan Selamat Tinggal Yasmin

Sandra Arq
Chapter #27

Awal Yang Baru

"Yasmin," Jody menatap nanar kehadiran Yasmin.

"Kamu gak sepenuhnya salah Jod, aku harusnya yang minta maaf karena selalu menjadi beban buat kamu. Tapi ini gak akan lama setelah kita berpisah nanti aku gak akan mengganggu kamu lagi. Jadi kamu jangan terus menyalahkan diri kamu sendiri"

"Aku minta maaf Yasmin karena terlalu sering menyakiti dan bersikap kasar sama kamu, dan kemarin aku melakukan suatu kesalahan yang sangat besar. Aku memang pantas buat kamu benci harusnya aku gak bersikap seemosional itu sama kamu, harusnya aku bisa mengendalikan diri aku," sesal Jody. Ia memeluk Yasmin berharap istrinya itu mau memaafkannya. Yasmin pun membalas pelukan Jody walau ia tak mengerti kenapa harus bersikap seperti ini.

"Aku janji Yasmin, aku gak akan menyakiti kamu lagi. Aku akan berusaha untuk memperbaiki semua sikap buruk aku ke kamu dan mempertangungjawabkan semua perbuatan aku,"

"Kamu gak perlu melakukan itu Jod, pernikahan kita cuma kontrak. Aku gak mau kamu menyesal nantinya karena keputusan ini, kamu berhak menentukan hidup kamu sendiri,"

"Aku gak mau menjadi pecundang, kamu istri aku Yasmin dan kamu tanggung jawab aku. Walau pernikahan kita cuma kontrak, tapi aku gak akan membiarkan terjadi apapun sama kamu,"

"Tapi Jod,"

"Jangan membuat aku semakin bersalah. Apa gak cukup seharian ini kamu menyiksa aku dengan perubahan sikap kamu? Aku gak mau kamu terus menghindari aku biarkan aku mempertanggungjawabkan semua perbuatan aku ke kamu karena...karena aku membutuhkan kamu Yasmin," ucap Jody dengan tulus.

Jody menghapus air mata Yasmin yang masih mengalir, ia memeluk erat istrinya itu mengungkapkan kelegaannya saat Yasmin mulai bersikap lunak terhadapnya.

Jody menyadari adanya hikmah dari kejadian di malam itu yang membuatnya mengerti jika Yasmin begitu berarti untuknya, walau ia sendiri tak tahu apa rencana Tuhan ke depannya untuk mereka berdua.

"Aku pernah bilang kan sama kamu saat kita berada disini aku gak mau ada kesedihan di mata kamu, aku hanya ingin melihat kamu bahagia Yasmin. Walau aku gak bisa memberikan seutuhnya kebahagiaan itu, tapi cukup melihat kamu tersenyum berada di sini sudah sangat berarti buat aku,"

Yasmin menyeka air matanya, Jody tersenyum memandangi istrinya itu. Kecupan hangat pun diberikannya di kening Yasmin.

"Selama ini aku terlalu bodoh karena menilai kamu begitu buruk, aku menyesal Yasmin. Aku harap kamu mau memaafkan aku," lirih Jody, perlahan ia menyatukan keningnya dan kening istrinya itu. Yasmin pun tak bisa menghindari saat nafas hangat suaminya menerpa wajahnya, sikap Jody seperti ini pun mampu menggetarkan hatinya. Yasmin tak bisa memahami kenapa ia bisa selemah ini jika berhadapan dengan Jody apalagi dengan jarak seintens ini. 

Perasaan Jody begitu bahagia karena istrinya itu mulai membuka hati untuknya, cukup lama mereka saling tatap walau keduanya tak mengatakan secara langsung perasaan mereka masing-masing, namun mereka bisa merasakan jika kenyaman itu terasa ada di hati mereka.

"Jody aku," ujar Yasmin terlihat gugup, saat mata elang Jody semakin dalam menatapnya. 

"Aku terlalu bahagia saat ini," Jody tersenyum saat mencium kedua tangan Yasmin.

"Lebih baik kita pulang sekarang Jod, takutnya nanti kita sampai ke rumah kemalaman," kilah Yasmin mencoba menghilangkan rasa gugupnya.

"Aku masih ingin berada disini bersama kamu Yasmin,"

"Tapi Jody ini sudah hampir gelap, mataharinya sudah mulai tenggelam," Yasmin terdiam saat Jody mendekap erat tubuhnya, pemuda itu pun menumpuhkan kepalanya di pundak Yasmin seraya mengamati sunset di hadapan mereka. Cahaya sore yang sangat indah itu pun menerpa kulit mereka, tak ada yang lebih indah dari semua ini bagi Jody saat permintaan maafnya sudah di respon Yasmin. Jody tak memahami kenapa hatinya selalu menghangat saat berada disisi Yasmin baginya Yasmin sangatlah istimewa karena sikap keras kepalanya perlahan memudar saat berada bersamanya.

"Apa aku siap berpisah dengannya Tuhan? Apa mungkin pernikahan kontrak itu harus diakhiri, aku gak mau melukai hatinya lagi," batin Jody, ia memeluk istrinya erat seakan enggan berpisah darinya.


*


Malam Harinya

Yasmin terlihat sibuk membereskan piring-piring yang masih memenuhi meja, setelah seharian pergi hingga sore tadi mereka pun memutuskan untuk memasak banyak menu terutama atas inisiatif Jody yang ingin memenuhi janjinya kemarin memasakan mie goreng untuk Yasmin. Walau terasa keasinan dari bumbu-bumbunya, namun Yasmin cukup menghargai usaha suaminya itu.

"Maaf ya, lain kali aku memasak mienya lebih enak lagi, aku janji sama kamu,"

"Gakpapa kok itu sudah lumayan enak cuma kamu kebanyakan garam aja,"

"Yasmin kamu pasti bohong deh padahal gak enak banget tu mienya. Aku harus lebih banyak belajar masak sama kamu nih,"

"Kalau kamu belajar terus pasti bisa kok,"

"Ya sudah sekarang kamu duduk aja biar aku yang mencuci piringnya tadi kan kita sudah seharian jalan-jalan, lihat tu muka kamu kelihatan capek banget mana kantung mata kamu juga menghitam begitu,"

"Gakpapa Jod, aku aja,"

"Yasmin sudah, lebih baik kamu sekarang duduk yang manis ya. Aku bisa kok mencuci piringnya, kamu nonton aja dulu karena aku gak akan lama,"

"Ya sudah kalau ada apa-apa kamu tinggal bilang,"

"Iya," 

Lihat selengkapnya