Bukan Selamat Tinggal Yasmin

Sandra Arq
Chapter #31

Aku Mencintai Kamu

"Taman bunga, apa mungkin Yasmin ke taman bunga?" ucap Jody, tanpa pikir panjang pemuda itu segera keluar dari Villa menuju ke tempat itu. Mengingat saat kemarin ia urung mengajak Yasmin ke sana tak menutup kemungkinan jika istrimya itu pergi sendirian ke taman, dalam cuaca yang tidak bersahabat seperti ini Jody berharap Yasmin akan baik-baik saja.

"Kenapa kamu harus bersikap seperti ini Yasmin, kenapa kamu gak bilang kalau kamu mau pergi ke tempat itu. Apa semua ini kamu lakukan karena masih meragukan perasaan aku?" lirih Jody dengan kecewa.

"Sayang," Vianka segera menghampiri Jody yang tengah memanasi mesin mobil, pemuda itu pun cukup kaget melihat kehadiran Vianka yang tiba-tiba memeluknya.

"Vi,"

"Aku kangen banget sayang, aku pikir kamu semalam mau ke Villa ternyata kamu gak datang jadi acara api unggunnya gak seru. Hanya kami bertiga aja, kamu ngapain aja sih semalam kok susah banget dihubungi,"

"Aku...aku ada kerjaan Vi,"

"Huff kamu sibuk terus, waktu buat aku nya kapan. Jangan bilang kalau kamu lebih suka menghabiskan waktu bersama istri kamu itu,"

"Aku harus pergi sekarang Vi, aku mohon lepasin tangan kamu nanti kita bicarakan lagi,"

"Pergi kemana Jod? Kamu masa tega sih sama aku. Aku sudah jauh-jauh datang ke sini buat kamu tapi kamu malah cuek begini sama aku, tega banget kamu," keluh Vianka.

"Bukan itu Vi, kamu tau kan gimana sifat Papa. Aku cuma gak mau Papa salah paham dengan kehadiran kamu di sini. Aku harus pergi sekarang Yasmin gak ada di Villa, aku harus cari dia,"

"Kamu jawab jujur sama aku. Apa kamu sudah mencintai istri kamu itu? Aku merasa hati kamu sekarang sudah terbagi juga buat dia sampai kamu begitu khawatir dengan dia. Mana janji kamu untuk selalu ada buat aku disaat aku butuh kamu. Kamu bilang kamu mencintai aku, kamu selalu bilang pernikahan kamu gak akan lama, tapi kenapa justru sekarang kamu peduli dengan istri kamu itu," teriak Vianka kesal.

Langkah Jody pun tertahan, ia terdiam mengingat kembali ucapannya yang membuat hatinya perih, kenapa ia harus dihadapkan pada situasi sesulit ini. Di satu sisi ia membutuhkan Yasmin dan sisi lain ia juga tak ingin menyakiti Vianka.

"Aku sudah cukup bersabar selama ini, aku gak mau kehilangan kamu untuk kedua kalinya. Aku gak akan bisa hidup tanpa kamu, aku sangat membutuhkan kamu Jody," ucap Vianka menangis.

"Vianka plis, aku harus mencari Yasmin walau bagaimana pun dia menjadi tanggung jawab aku,"

"Cukup Jod! Satu tahun terlalu lama buat aku untuk menunggu kepastian dari kamu. Apa kesetiaan aku selama ini gak cukup buat membuka hati kamu? Kenapa kamu gak pernah mengerti Jod kalau memang kamu lebih memilih pergi mencari istri kamu itu jangan harap kamu bisa melihat aku lagi. Lebih baik aku mati karena buat apa aku hidup untuk orang yang sudah mengecewakan aku," ucap Vianka dengan kecewa.

"Vianka tunggu, kamu mau ngapain?" Jody terlihat panik saat gadis itu menuju ke tepian bukit yang tak jauh dari Villa Jody.

"Aku mau mati Jod buat apa aku hidup kalau orang yang aku cintai justru bersikap kayak gini dengan aku, lebih baik aku mati,"

"Vianka aku minta kamu jangan nekat, berhenti Vi!"

"Gak Jody! Aku lebih baik mati kalau kamu memilih pergi mencari istri kamu itu, buat apa aku hidup di dunia ini kalau orang yang aku cintai gak pernah menginginkan kehadiran aku di sini," teriak Vianka.

Jody tersentak saat gadis itu tak main-main dengan ucapannya. Permintaan Jody pun terus diabaikan Vianka, ia sendiri tak tau apa yang harus ia lakukan saat pikirannya terus tertuju pada Yasmin yang entah bagaimana kondisinya sekarang.

"Selamat tinggal Jody, selamat tinggal! Aku mencintai kamu," lirih Vianka dengan kepasrahan.

"Viankaaaaaaa!" teriak Jody mencoba menghentikan tindakan gadis itu hampir saja melompat dari tepian bukit. Jody masih tak habis pikir Vianka akan bertindak senekat ini dan tidak memperdulikan dirinya sendiri.

"Jody lepasin aku, untuk apa kamu menghalangi aku. Aku lebih baik mati!"

"Aku minta jangan lagi bertindak seperti itu, aku minta cukup!" Jody memeluk gadis itu mencoba menenangkannya.

"Apa peduli kamu? Kamu sudah berubah jadi buat apa kamu mempertahankan aku lagi,"

Lihat selengkapnya