Vianka tak menyerah dengan usahanya untuk menghubungi Jody, sikap gadis itu yang begitu nekat pun membuat Jody pusing, namun untuk terus menghindarinya bukanlah hal yang tepat hingga Jody memutuskan untuk mengangkat panggilan telponnya mencoba menjelaskan pada Vianka tentang keputusan yang ia ambil saat ini.
"Hallo Vi, aku minta kamu mengerti. Aku gak bisa melanjutkan hubungan kita lagi, aku yakin kamu pasti akan mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik dari aku,"
"Gak Jody! Aku gak rela kalau kamu harus memutuskan aku secara sepihak. Kamu sendiri yang janji akan menikahi aku, kamu bilang kamu mencintai aku dan gak akan meninggalkan aku lagi, tapi kenapa demi wanita murahan itu kamu harus mengambil keputusan ini, aku yang lebih dulu mencintai kamu bukan dia Jod!"
"Vianka aku minta jangan menghina Yasmin seperti itu, keputusan ini yang terbaik buat kita. Aku lakukan semua ini demi kebaikan kita berdua,"
"Sampai kapan pun aku gak akan rela kamu bersama wanita itu, siapa pun juga gak boleh memiliki kamu termasuk Yasmin! Kalau kamu masih tetap dengan keputusan kamu jangan pernah salahkan aku kalau istri kamu itu akan menerima akibatnya karena sudah merebut kamu dari aku. Aku gak akan diam aja Jody, kamu cuma milik aku!" ujar Vianka histeris.
Jody membuang nafas panjang saat emosi Vianka terdengar di seberang sana, ia pun sudah bertekad untuk mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Yasmin dan mulai menerima istrinya itu di kehidupannya, Jody tak ingin kesalahan bodoh kembali ia lakukan dengan mengabaikan istri setulus Yasmin.
"Maafin aku Vi, keputusan aku sudah bulat. Aku gak mungkin meninggalkan Yasmin karena dia yang lebih pantas untuk aku cintai saat ini, maafin aku," Jody mengakhiri pembicaraan.
Jody memegangi pelipisnya yang sakit saat teriakan Vianka membuatnya pusing, tapi ia tak mungkin terus membohongi gadis itu dengan harapan yang semu sedangkan ia sendiri sudah memantapkan hatinya untuk Yasmin, istri yang memang pantas untuk ia cintai tanpa harus menyakitinya seperti dulu.
"Jody kamu kenapa?" tanya Yasmin. Jody cukup kaget melihat kehadiran Yasmin.
"Yasmin, kamu...kamu bukannya tadi sama Mas Fadel,"
"Fadel sudah pulang, dia ke sini untuk mengantarkan undangan pernikahan sahabat aku Ina, rencananya minggu depan Ina akan menikah,"
"Hmm apa itu aja yang dia bicarakan sama kamu, gak ada yang lain sayang," selidik Jody.
"Cuma itu aja kok, tadi Fadel nanya kapan kita pulang ke Jakarta. Aku bilang besok, hmm kamu kenapa sayang? Wajah kamu kok kusut banget," tanya Yasmin heran.
"Aku gakpapa, tangan kamu kok dingin sayang. Kamu baik-baik aja kan," Jody terlihat khawatir melihat Yasmin yang memucat.
"Aku baik-baik aja, udara di luar memang sangat dingin,"
"Gimana kalau kita perginya agak siang jadi kamu bisa istirahat dulu, aku gak mau kamu kecapekan dan kembali mimisan," ucap Jody seraya mengusap tangan istrinya berharap suhu tubuh Yasmin kembali hangat.
"Aku sudah gak sabar pergi ke tempat yang kamu bilang itu,"
"Iya kamu tenang aja kita akan menghabiskan waktu seharian di sana, di mana hanya ada aku dan kamu" ucap Jody seraya mencium kening istrinya itu.
*
Siang Hari
Tanpa membuang-buang waktu Jody segera mengajak Yasmin ke suatu tempat yang bisa memberikan ketenangan buat mereka, ia mengajak Yasmin ke perkebunan strawberry dengan kolam pemancingan ikan yang ada di sana, dengan hati-hati Jody mengajak istrinya menaiki perahu hingga tujuan mereka pun ke sebuah pondok yang terletak di tengah kolam yang memiliki pemandangan yang begitu indah, dari sana juga terlihat pelangi yang indah, tempat ini pun dikhususkan sebagai tempat wisata bagi para pengunjung kolam perikanan ini.