"Maafin aku sayang,"
"Kamu gak salah sayang. Aku yang harusnya minta maaf karena belum bisa menjadi istri yang baik buat kamu,"
Jody mencium kening Yasmin mengungkapkan perasaan terdalamnya.
"Kamu sekarang istirahat ya karena besok kita mau packing buat pulang ke Jakarta,"
"Hmm iya sayang,"
Jody mengantar Yasmin ke kamar mereka, meminta istrinya itu mengistirahatkan tubuhnya yang terlihat sangat lelah.
"Kalau ada apa-apa kamu bilang ke aku ya sayang, aku mau menghubungi Papa dulu mengenai kepulangan kita besok,"
"Iya sayang," Yasmin menatap punggung suaminya itu yang berlalu meninggalkan kamar mereka.
Tatapan Yasmin teralih pada langit malam yang terlihat dari kaca kamar mereka dengan kilauan cahaya bintang yang indah. Helaan nafasnya pun terdengar panjang mengingat kejadian hari ini, tak bisa dipungkiri perdebatannya dengan Vianka hari ini pun cukup menguras emosinya, tubuhnya pun terasa lemas mengingat setiap ucapan pedas gadis itu yang tetuju padanya. Yasmin juga tak mengerti kenapa akhir-akhir ini kondisi tubuhnya kian melemah.
"Apa mungkin kematian itu semakin dekat menjemputku Tuhan?" benak Yasmin saat kepasrahan terlihat jelas di wajahnya. Andai boleh meminta Yasmin ingin memberikan kebahagiaan yang utuh untuk suami dan orang-orang yang ia sayangi, kehadiran buah hati pun menjadi keinginan terbesar Jody saat ini.
"Beri aku kesempatan untuk mewujudkan semua itu Tuhan, aku ingin melihat kebahagiaan yang seutuhnya untuk suamiku,"
Ponsel Yasmin tiba-tiba berbunyi yang membuyarkan lamunannya, ia melirik layar handphonenya melihat nomor asing yang menghubunginya.
"Hallo,"
"Sekarang lo boleh merasa menang Yasmin dan bisa memiliki Jody, tapi itu gak akan lama karena Jody itu milik gue!"
"Vianka,"
"Kenapa? Lo kaget kenapa gue bisa tau nomor lo. Asal lo tau ya gue gak akan bisa melupakan semua penghinaan lo terhadap ke gue. Harusnya lo tu sadar perempuan penyakitan kayak lo gak pantas buat Jody paling juga gak lama lagi lo bakal dipanggil sama Tuhan haha kasian banget sih lo, mungkin itu karma karena lo sudah merebut orang yang gue cintai selama ini. Kita lihat sejauh apa lo akan bertahan Yasmin karena saat kematian lo tiba Jody akan kembali ke gue," Vianka menyeringai dari sebrang sana.
Yasmin terdiam mendengar makian gadis itu, air matanya meluruh karena ucapan Vianka yang begitu melukainya. Mungkin ucapan gadis itu benar adanya jika semua ini memang tak adil buat Jody karena harus menikahi wanita sepertinya yang memiliki banyak kekurangan dan hanya bisa membebaninya saja.
"Sayang ini teh hijau buat kamu. Kamu minum dulu ya biar tubuh kamu gak kedinginan," Jody menghampiri Yasmin.
Jody mengerutkan kening melihat Yasmin yang memucat, tatapannya pun terlihat kosong, entah apa yang terjadi dengan istrinya itu.
"Sayang kamu kenapa? Wajah kamu kenapa pucat begini," Jody merasa cemas melihat Yasmin menangis.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Jody saat tak ada jawaban dari istrinya, hanya tangisan Yasmin yang terdengar di sana.
"Kenapa kamu gak menceraikan aku aja sayang?" ujar Yasmin seakan sambaran petir buat Jody.
"Sayang kamu ngomong apa? Kenapa kamu berbicara seperti itu, aku pernah bilang kan sama kamu akan tetap mempertahankan pernikahan kita apapun yang terjadi,"
"Tapi sayang aku,"
"Aku gak mau mendengar apapun lagi!" Jody sedikit meninggi. Ia tak tau apa yang menyebabkan Yasmin berpikiran seperti itu.
"Aku gak akan pernah menceraikan kamu. Apa Vianka menganggu kamu lagi?" selidik Jody. Walau Yasmin tak berkata jujur padanya tetapi Jody seakan memahami apa yang ada dipikiran istrinya itu.
"Aku minta maaf sayang, aku gak bermaksud menyakiti kamu,"
"Aku mohon jangan bersikap seperti ini lagi, apapun keadaan kamu aku akan menerima kamu apa adanya sayang," Jody mencoba menenangkan Yasmin.
"Aku gak bermaksud untuk mengecewakan kamu,"
"Aku mengerti perasaan kamu sayang, aku gak peduli apapun kondisi kamu. Aku akan tetap berada disisi kamu selamanya, kita akan berjuang sama-sama," Jody mencoba meyakinkan Yasmin berharap istrinya itu tak lagi mengatakan perkataan yang dapat melukainya sendiri.
*
Perasaan Yasmin jauh lebih tenang saat ini, harusnya ia tak bersikap egois dengan melontarkan kata-kata yang melukai perasaan Jody semalam, walau ke depannya Vianka akan terus menerornya, namun semua itu tak akan mengoyahkan hati Yasmin.
"Aku akan tetap bertahan untuk suami aku dan pernikahan ini," batin Yasmin semakin yakin