Jessica mencoba menguatkan Yasmin yang terlihat pasrah dengan kondisinya, ia tak ingin Kakaknya itu terus sedih karena penyakit yang dideritanya.
"Kakaknya Jessica itu kuat, dia gak akan pernah menyerah. Dia akan bertahan buat orang-orang yang dia sayangi. Jody sangat mencintai Kakak jadi kakak harus bertahan untuk dia yang terpenting saat ini kita harus berdoa dan percaya kalau Kak Yasmin pasti sembuh,"
"Beberapa hari ini Kakak sering sekali mimisan Jes. Apa mungkin kematian itu semakin dekat menghampiri Kakak?" ucap Yasmin terlihat pasrah.
"Kakak gak boleh berbicara seperti itu, Jessica yakin Kak Yasmin pasti sembuh,"
Jessica memeluk Yasmin memberikan semangat untuk Kakaknya itu.
"Kakak sudah pasrah Jes saat ini Kakak hanya ingin melihat Jody bahagia,"
"Kak Yasmin gak boleh menyerah, Jody dan kita semua membutuhkan Kak Yasmin. Kita sangat menyayangi Kak Yasmin, jadi Kak Yasmin harus kuat melawan penyakit Kakak,"
"Kakak takut mengecewakan Jody sedangkan dia begitu menaruh harapan besar sama Kakak. Dia...dia sangat yakin kalau saat ini Kakak sedang mengandung anak kami sedangkan kamu tau sendiri kondisi Kakak sekarang," lirih Yasmin.
"Kak Yasmin hamil? Apa benar itu Kak," ujar Jessica begitu kaget.
"Kakak belum memastikan semuanya Jes, tapi satu minggu belakangan ini Kakak sering sekali muntah dan mual. Jody yakin kalau itu tanda-tanda kehamilan, Kakak cuma takut kalau itu gak seperti yang diharapkan Jody, dia pasti sangat kecewa nantinya,"
"Biar Kak Yasmin gak ragu lebih baik Kakak beli test pack aja buat memastikannya, Jessica juga berharap kalau kabar bahagia itu memang terjadi Kak, Jessica sangat senang kalau memang Kak Yasmin hamil,"
"Ehem, katanya cuma sebentar aja pinjam istri gue. Ini sudah hampir setengah jam loh. Gak pengertian banget sih lo Jes," dengus Jody menghampiri mereka. Yasmin menyeka air matanya tak ingin Jody melihat kesedihannya.
"Sayang kamu belum tidur?"
"Gimana aku bisa tidur kalau kamu gak ada disamping aku sayang," ujar Jody seraya memeluk Yasmin dengan manja.
"Ckck baru juga ngobrol sebentar Jod, lo sudah seweot banget. Kak Yasmin itu masih Kakak gue tau," omel Jessica.
"Mending lo tidur sana! Gue dan Yasmin juga mau tidur sudah malam juga nih," Jody segera menggendong Yasmin membuat istrinya itu cukup kaget.
"Sayang,"
"Kamu istirahat ya sayang pasti seharian ini kamu capek banget," ujar Jody dengan perhatian.
Jessica pun berdecak karena sikap Jody yang terus saja mengganggunya dan Yasmin.
"Nyebelin banget sih lo Jod," dengus Jessica.
"Ciee gue tau lo iri kan Jes, makanya buruan cari pacar gih eh suami," canda Jody.
"Sayang," Yasmin menggeleng mendengar ucapan suaminya itu yang sengaja meledek Jessica.
"Sudah gakpapa sayang, kita tinggalin aja Adik bawel kamu ini, malam ini waktunya kamu buat aku," ujar Jody dengan mesra.
"Ckck dulu aja nolak banget lo, eh sekarang cinta mati kan sama Kak Yasmin. Bahagia banget gue karena lo kena karma Jod haha," ujar Jessica terkekeh.
Wajah Jody pun memerah mendengarnya, berbeda dengan Yasmin ia justru tertawa mendengar ucapan Jessica yang begitu ceplas-ceplos dengan suaminya.
"Huff Biarin aja, pokoknya lo jangan ganggu Yasmin ya malam ini karena gue dan Kakak lo mau lembur malam ini," ujar Jody membuat Jessica bergidik geli mendengarnya.
"Ih dasar mesum, lo gak perlu bilang begitu juga kali sama gue,"
"Sayang kamu jahil banget sih," Yasmin kembali menggeleng karena tingkah suaminya itu.
"Haha biarin aja sayang, sekali-kali ngerjain Adik kamu. Kita istirahat ya sekarang, bye Jessica jangan dibayangin ya nanti lo malah pengen lagi," ujar Jody terkekeh.
"Dasar nyebelin lo Jod," omel Jessica saat pemuda itu membawa Kakaknya memasuki kamar.
Yasmin hanya tersenyum menatap Jessica yang terlihat begitu sebal dengan suaminya itu.
*
Pagi Harinya