"Aku sangat bahagia bisa bertemu kamu di sini. Bagaimana keadaan kamu?" Fadel memeluk Yasmin membuatnya cukup kaget karena sikap pemuda itu.
"Fadel aku," ucap Yasmin tertahan saat pemuda itu semakin erat memeluknya.
"Aku merindukan kamu Yasmin, aku bahagia melihat kamu sedekat ini," Fadel mengungkapkan kerinduannya pada wanita yang begitu ia cintai.
Yasmin menarik diri dari pelukan Fadel dan menjauhi pemuda itu, wajah Fadel pun terlihat kecewa karena sikap Yasmin yang berubah dingin padanya.
"Kenapa Yasmin? Apa aku melakukan hal yang salah sama kamu?"
"Fadel aku menghargai apapun sudah kamu lakukan selama ini untuk aku, tapi aku gak bisa seperti dulu, aku sudah menikah dan sekarang aku,"
"Sekarang kamu mencintai Jody itu maksud kamu Yasmin,"
"Fadel aku mohon kamu mengerti walau kita gak bisa bersama seperti dulu, tapi kita akan tetap bisa menjadi sahabat. Fadel aku sudah memiliki suami, aku gak mau kehadiran kamu membuat Jody salah paham. Kami sudah berjanji untuk memulai semuanya dari awal, Jody akan belajar menerima aku," jelas Yasmin berharap Fadel memahaminya.
"Kenapa kamu selalu menyakiti aku Yasmin? Dulu kamu meninggalkan aku tanpa alasan, kamu selalu menghindari aku padahal kamu tau aku sangat mencintai kamu, sekarang kamu melakukan hal yang sama dengan menyakiti aku kembali," lirih Fadel mengungkapkan kekecewaannya pada Yasmin.
"Aku minta maaf Fadel, aku gak bermaksud untuk menyakiti kamu. Saat ini aku sedang mengandung, aku ingin buah hati kami merasakan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya," lirih Yasmin.
Fadel terdiam mendengarnya, ia menatap Yasmin yang terlihat sedih seakan ada beban berat yang ia sembunyikan.
"Aku gak tau apa aku bisa mempertahankan anak ini nantinya sedangkan kondisi aku saat ini sangat memprihatinkan. Dokter mengatakan umur aku gak akan lama lagi, aku ingin anak ini lahir ke dunia dengan selamat walaupun aku harus mempertaruhkan nyawa aku. Aku ingin membahagiakan Jody untuk terakhir kalinya agar kepergian aku kelak gak akan menyakitinya. Aku mohon kamu mengerti Fadel, kita gak bisa sama-sama lagi kayak dulu, maafin aku," tangis Yasmin terisak.
Fadel terenyuh mendengar kepasrahan di wajah Yasmin. Ia memeluk Yasmin mencoba menenangkannya yang saat ini begitu terpukul.
"Kamu pasti sembuh Yasmin, kamu gak boleh menyerah. Maafin aku sudah bersikap egois sama kamu, gak seharusnya aku memaksakan kehendak aku sama kamu," sesal Fadel.
"Aku yang minta maaf karena selalu menyakiti kamu. Kamu laki-laki yang baik, aku yakin suatu saat nanti kamu akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari aku," Yasmin merasa bersalah pada Fadel.
"Selamat atas kehamilan kamu, aku berdoa semoga anak kamu dan Jody selalu sehat. Kamu juga harus kuat demi buah hati kamu Yasmin, kamu gak boleh pesimis. Aku janji akan tetap membantu kamu demi kesembuhan penyakit kamu," Fadel perlahan menyeka air mata Yasmin yang berlinang.
"Terima kasih Fadel, maaf kalau selama ini aku selalu menyakiti kamu dan memberikan luka di hati kamu," Yasmin merasa bersalah.
"Kamu gak salah Yasmin justru aku yang harusnya minta maaf sama kamu, gak seharusnya aku bersikap egois dan memaksakan kehendak aku sendiri yang paling penting buat aku sekarang hanya kebahagiaan kamu karena itu sudah lebih dari cukup," lirih Fadel, ia pun sangat memahami kondisi Yasmin saat ini yang mungkin tak sebaik yang terlihat.
"Fadel, a...apa boleh aku meminta waktu kamu sebentar saja? Ada yang ingin aku ceritakan sama kamu," pinta Yasmin bergetar.
"Ada apa Yasmin?"
Yasmin tak tau harus berbicara dengan siapa lagi saat ini, mengingat teror sms dari Vianka pun membuatnya gundah. Ia ingin meminta pendapat Fadel mengenai permasalahan yang dihadapinya sekarang.
"Aku gak tau harus cerita sama siapa lagi, ada masalah baru yang aku hadapi sekarang Fadel yaitu tentang seseorang di masa lalu Jody,"
"Apa maksud kamu Yasmin?" ujar Fadel belum memahami ucapan Yasmin.
"Ini tentang Vianka, mantan pacar Jody," ujar Yasmin.
Yasmin pun menceritakan semua perilaku gadis itu padanya yang membuat Fadel begitu kaget karena perbuatan Vianka yang begitu nekat mengancam nyawa dan meneror Yasmin.
"Kenapa kamu gak bilang sama Jody Yasmin, itu sudah termasuk ancaman. Aku yakin Vianka akan berbuat jauh lebih nekat dari ini,"
"Aku gak mau memperburuk keadaan, selama ini aku terlalu sering membebani Jody. Aku gak mau Jody menderita karena perbuatan gadis itu biar aku aja yang menghadapi semuanya,"