Yasmin tak tau sampai kapan ia bisa bertahan disisi suaminya sedangkan kondisinya akhir-akhir ini terus saja mengalami penurunan, bukan ia takut akan kematian yang kapan saja akan menjemputnya, tapi ia belum siap untuk meninggalkan laki-laki yang sangat ia cintai itu di saat ia belum bisa memberikan Jody kebahagiaan yang seutuhnya.
Jody merapatkan pelukannya mencoba mengutarakan perasaan yang sama dihatinya, ada keperihan yang meliputi benaknya merasakan tubuh Yasmin yang terasa lemah. Jody merasa tak berguna karena belum bisa mendapatkan donor hati yang cocok untuk Yasmin, walau ia sendiri sudah berusaha mencari ke penjuru rumah sakit di kota ini, vonis yang diberikan oleh dokter pun semakin membuatnya terpuruk.
"Aku akan mengusahakan pengobatan terbaik untuk kamu sayang, aku janji. Aku akan mencari donor hati itu buat kamu, kita harus yakin kamu akan sembuh," ucap Jody dengan tulus.
Air mata Yasmin mengalir mengingat pengorbanan suaminya, ia sendiri tak tau sampai kapan menyusahkan suaminya seperti ini. Penyakit yang dideritanya sudah sangat melukainya, Yasmin tak ingin penderitaan yang ia rasakan membuat Jody kembali terbeban, ia berusaha tegar dihadapan suaminya itu.
"Aku berharap kamu selalu bahagia sayang, aku gak mau ada air mata yang mengalir di wajah kamu saat aku harus pergi meninggalkan dunia ini. Maafin aku belum bisa menjadi istri yang sempurna buat kamu," benak Yasmin terenyuh menatap suaminya itu.
Pandangan Yasmin berubah nanar melihat cairan darah berwarna pekat mengalir dari hidungnya, Jody pun terlihat panik menatap pakaian Yasmin yang sudah dipenuhi darah.
"Sayang, kamu kenapa?"
"Aku gakpapa sayang,"
"Hidung kamu kembali berdarah sayang," ucap Jody seraya mengusap cairan merah di hidung istrinya, kecemasannya kembali menyeruak melihat kondisi Yasmin seperti ini.
Yasmin menahan tangan Jody meminta suaminya menghentikan tindakannya.
"Aku baik-baik aja sayang, kamu gak perlu khawatir,"
"Kamu duduk dulu ya sayang," Jody membawa Yasmin ke sofa, ia kembali mengusap cair merah itu dari hidung istrinya. Yasmin terenyuh karena sikap suaminya yang begitu sabar menghadapinya, ia kembali menghentikan tindakan Jody yang membuat suaminya itu menatapnya.
"Kenapa sayang?"
"Biar aku aja yang membersihkannya," Yasmin mencoba membersihkan darah di pakaiannya.
"Kamu itu istri aku sudah kewajiban aku untuk merawat kamu," ucap Jody.
Yasmin tertegun karena suaminya tak merasa jijik dan mengeluh dengan kondisinya. Yasmin pun tak memungkiri jika semangat yang diberikan Jody selama ini menjadi kekuatan untuknya bertahan, walau ia sendiri tak mampu untuk mengatakan semua itu pada suaminya.
"Kenapa kamu harus memilih aku sayang dan bertahan dengan pernikahan ini," ujar Yasmin yang membuat Jody menghentikan tindakannya.
"Apa maksud kamu sayang?"
"Kamu tau keadaan aku saat ini, aku gak bisa menjanjikan apapun juga buat kamu. Kamu masih muda sayang, kamu pasti bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari aku bukan istri yang hanya bisa membebani kamu terus,"
"Sayang cukup! Aku gak mau kamu membahas tentang itu lagi, bagi aku menikah cuma sekali dan cinta sejati itu hanya datang satu kali. Aku gak butuh wanita lain untuk membuat aku bahagia karena kebahagiaan aku cuma kamu. Aku mohon jangan meminta aku untuk membuka hati buat wanita lain, aku hanya mencintai kamu apapun keadaan kamu," ucap Jody terdengar bergetar. Mata Yasmin berkaca-kaca menatap suaminya itu.
"Maaf sayang, aku gak bermaksud untuk mengecewakan," Yasmin merasa bersalah dengan ucapannya.
"Kamu cinta sejati aku sayang, kamu istri yang terbaik buat aku. Aku gak butuh apapun lagi di dunia ini karena kebahagiaan yang aku cari selama ini adalah kamu. Kamu harus berjanji akan kembali untuk aku sayang, kamu pasti bisa melewati semua ini," pinta Jody berharap operasi yang dijalankan istrinya itu berhasil.
Jody mencium kening dan kedua mata Yasmin seakan memberikan kekuatan pada istrinya itu untuk menghadapi semua ujian yang mereka rasakan saat ini.
"Aku mohon jangan berbicara seperti itu lagi, aku akan selalu menunggu kamu," Jody mengenggam jemari Yasmin dengan hangat.
"Iya sayang, aku janji sama kamu,"
"Maaf Mas operasi yang akan dijalankan oleh istri Anda akan segera dilaksanakan, sebentar lagi pasien akan memasuki ruangan operasi," ujar suster.