Bukan Selamat Tinggal Yasmin

Sandra Arq
Chapter #46

Bukan Selamat Tinggal

"Hay Jes," Vianka menghampiri Jessica yang menyambut kedatangannya dengan dingin.

"Lo sudah lama menunggu gue di sini, sorry Jes tadi gue ke salon dulu biasa habis perawatan, lo tau sendirikan kesibukan gue," ujar Vianka dengan santai. Perasaan muak mulai meliputi benak Jessica mendengar ucapan gadis itu yang sengaja memancing emosinya.

"Lo gak usah berbasa-basi Vi, gue tau lo sengaja kan!"

"Hhh sengaja, lo apaan sih gue ini cewek sosialita. Lo aja tau setenar apa gue di kampus, perawatan adalah aktivitas rutin gue gak kayak lo lihat penampilan lo gak banget deh, cantik sih tapi standar," ejek Vianka.

"Terserah lo mau ngomong apa aja, gue kesini bukan buat mendengarkan omelan lo yang gak jelas itu. Gue mau membicarakan sesuatu sama lo jadi jangan membuang waktu gue untuk sesuatu yang gak penting!" ucap Jessica mulai meninggi. Vianka pun menanggapinya dengan menyeringai.

"Hmm santai aja kali, gue haus nih lo pesankan gue minuman ya sekalian makanan juga karena gue sudah lapar banget," perintah Vianka.

"Lo ada mulut kan, pesan sendiri sana memangnya gue pembantu lo,"

"Oke, gue pulang aja kalau begitu bukannya lo yang ada perlu sama gue," ancam Vianka.

Jessica berdecak sebal melihat tingkah gadis itu.

"Iya...iya mau pesan apa lo," gerutu Jessica.

"Hmm apa ya? Kayaknya samain aja deh sama lo," ucap Vianka seraya fokus dengan kuku-kukunya.

"Kalau bukan demi Kakak gue sudah habis lo gue kerjain," batin Jessica mencoba menahan emosinya dengan sikap Vianka yang terus memancing kesabarannya.

"Mbak pesan menu yang sama kayak tadi ya buat teman saya," ucap Jessica pada waiters yang menghampirinya.

"Iya Mbak,"

"Hey Mbak jangan lama-lama ya. Gue sudah lapar banget nih," timpal Vianka dengan ketus.

"I...iya Mbak" jawab waiters itu gugup.

"Hmm ngomong-ngomong tumben banget lo ngajakin gue ketemuan. Gak biasanya, memangnya ada apa?" tanya Vianka dengan santai.

"Lo gak usah pura-pura gak tau Vi tanpa harus gue jelaskan lo pasti sudah tau kan apa tujuan gue kesini bertemu dengan lo," ucap Jessica dengan lugas. Vianka tersenyum licik menatapnya.

"Oke gue paham maksud lo pasti lo mengajak gue ketemuan untuk membujuk gue supaya memberikan donor hati itu buat Kakak lo yang penyakitan itu kan?"

"Nama Kakak gue Yasmin, bukan penyakitan!"

"Ups sorry, kenyataannya memang begitu kan. Kasihan banget sih nasib Kakak lo, sudah penyakitan eh sekarang harus kehilangan janinnya," seringai gadis itu .

"Vianka jaga omongan lo! Jangan memancing gue untuk bertindak nekat sama lo ya,"

"Ya...ya terserah lo deh,"

"Gue mau tanya sama lo, ada atau gak donor hati itu! Gue tau banget sikap lo Vi. Lo jangan memanfaatkan keadaan yang ada, lo pikir penyakit Kakak gue itu lelucon sampai lo tega mempermainakannya seperti ini,"

"Hhh pasti Jody sudah cerita kan sama lo soal pertemuan gue dan dia kemarin. Apa perlu gue mengulangi lagi ucapan gue? Gue akan berikan hati itu buat Kakak lo kalau Jody mau menikahi gue kalau gak jangan harap donor hati itu akan dimiliki oleh Yasmin!"

"Lo memang gadis ular Vianka! Kakak gue sekarat, dia sangat membutuhkan donor hati itu. Kenapa lo gak ada puas-puasnya menyakiti Kakak gue dengan semua perbuatan lo selama ini. Lagian donor itu dari sepupu lo kan, bukan dari lo jadi lo gak berhak untuk mengatur semuanya demi tujuan licik lo,"

"Gue gak akan puas sebelum Kakak lo itu melepaskan Jody! Gara-gara dia hubungan gue dan Jody menjadi kandas. Yasmin sudah merusak semua mimpi-mimpi indah gue bersama Jody, jadi dia pantas mendapatkan karma dari perbuatan dia,"

Plak

Tamparan keras pun diberikan Jessica pada Vianka hingga gadis itu tersentak karena sikapnya dihadapan semua orang.

Lihat selengkapnya