Bukan Selamat Tinggal Yasmin

Sandra Arq
Chapter #48

Dendam Sang Mantan

Yasmin merasa bersalah jika mengingat kekhawatiran dari orang-orang yang ia sayangi, namun saat melihat harapan yang begitu besar mengenai kesembuhannya menjadi kekuatan baginya untuk bertahan walau ia sendiri pun tak mengetahui apa yang akan terjadi kedepannya.

"Kamu akan sembuh sayang, aku yakin Tuhan akan selalu bersama orang-orang yang tulus dan sabar seperti kamu," ujar Jody menyemangati istrinya itu.

Yasmin memeluk Jody mengungkapkan perasaannya, ia bahagia karena suaminya tak henti mensupportnya. Jody selalu menjadi sumber kekuatan untuk Yasmin bertahan di saat masalah hadir silih berganti menguji cinta mereka, namun semua itu mampu terlewati dengan dukungan dari suaminya yang selalu menjadi pengobat luka hatinya.

"Iya sayang, aku janji aku akan sembuh demi kamu, demi impian indah kita selama ini," ujar Yasmin bergetar.

Jody menyeka air mata yang mengalir dipelupuk istrinya itu, ia mencium kening Yasmin dengan hangat seakan mengutarakan rasa leganya melihat Yasmin yang nampak siap menghadapi operasinya.

"Iya sayang, demi impian dan kebahagiaan kita seutuhnya," Jody merapatkan pelukannya.

*


Vianka terus berteriak histeris di kamarnya mengingat gagalnya usaha-usahanya untuk mencegah Yasmin mendapatkan donor hati, kemarahan gadis itu membuncah karena semua impian indahnya bersama Jody harus berakhir seperti ini. Bibirnya terus memaki Yasmin dan membenci sikap Jody yang telah mengabaikanya.

Tindakan Vianka itu pun membuat orang tuanya sangat prihatin, bunyi pecahan barang pun menggema di kamarnya. Vianka terus saja melempar benda-benda di sekitarnya dengan menangis histeris menyebut nama Jody.

"Aku gak mau kalian bahagia, aku gak rela wanita penyakitan itu merebut Jody dari hidup aku. Aku yang lebih dulu mencintai Jody, dia juga berjanji untuk menikahi aku. Yasmin gak boleh merebut Jody," teriak Vianka.

Suara ketukan dari luar terus diabaikan Vianka hingga membuat Mamanya sangat khawatir dengan sikap putrinya itu yang terus mengurung dirinya karena kekecewaannya terhadap Jody.

"Vianka sayang, kamu buka pintunya Nak. Mama mohon kamu jangan bersikap seperti ini, buka pintunya sayang biarkan Mama masuk," bujuk Mamanya.

"Aku mau Jody Ma, aku mau Jody kembali bersama aku. Kenapa Jody memilih wanita penyakitan itu Ma, Jody sudah mengingkari janjinya dengan aku. Aku gak mau Yasmin bahagia bersama Jody karena Jody itu milik aku Ma,"

"Mama tau kamu sangat kecewa sayang, tapi Mama minta kamu jangan nekat Nak. Masa depan kamu masih panjang, masih banyak laki-laki lain yang jauh lebih baik dari Jody, jangan siksa diri kamu seperti ini,"

"Gak Ma! Hanya Jody yang bisa membuat aku bahagia, aku gak bisa hidup tanpa Jody Ma. Aku mencintai kamu Jod, aku sangat mencintai kamu, kenapa kamu meninggalkan aku," tangis Vianka semakin histeris. Kecemasan Mama gadis itu pun semakin menjadi saat putrinya tak kunjung membuka pintu kamarnya.

"Ini bagaimana Pa? Kasihan Vianka, dia sangat depresi karena kehilangan Jody. Mama takut Vianka akan berbuat nekat,"

"Papa sudah bilang kan waktu itu sama Mama seharusnya Vianka tidak usah kembali lagi ke Indonesia kalau akhirnya akan seperti ini, sewaktu kita mengirimkannya sekolah di luar negeri dia bisa melupakan Jody, walau Papa tau kesannya kita seperti orang tua yang egois karena memisahkan mereka, tapi Papa menginginkan yang terbaik untuk putri kita. Vianka terlalu posesif kalau dia sudah menyukai suatu hal, begini jadinya. Papa ingin dia fokus dulu ke pendidikannya sekarang Mama lihat kan kuliahnya jadi terbengkalai dan dia terluka karena patah hati. Lagian Jody itu sudah menikah sangat tidak pantas kalau Vianka kembali pada Jody yang sudah jelas menjadi suami orang,"

"Mama tau Pa ini juga kesalahan Mama yang mengizinkan Vianka kembali ke Indonesia, tapi Mama sama sekali gak menyangka kejadiannya akan seperti ini,"

"Yang paling membuat Papa malu saat Adik Papa menghubungi Papa di kantor kemarin, dia bilang Vianka berupaya untuk mengagalkan donor hati untuk menantu Mas Sultan. Cinta yang terlalu buta sudah menghancurkan putri kita sendiri, ini salah kita juga karena dulu sering memanjakan Vianka apapun keinginannya terus kita turuti sekarang saat dia gak bisa mendapatkan cintanya, Vianka justru bertindak di luar akal sehatnya dengan merusak rumah tangga Jody. Papa sudah tidak tau harus berbuat apa lagi, mungkin jalan satu-satunya yang bisa kita lakukan mengirim Vianka kembali ke Amerika supaya dia bisa melupakan Jody disini,"

"Tapi Pa, Mama gak mau berjauhan lagi dengan Vianka,"

Lihat selengkapnya