Bukan Selamat Tinggal Yasmin

Sandra Arq
Chapter #51

Kau Yang Terindah (ENDING)

Pintu ruangan Yasmin terbuka saat Fadel memasukinya, pemuda itu begitu kaget melihat kehadiran Vianka di dalam sana.

"Apa yang sudah kamu lakukan Vianka?" ucap pemuda itu begitu syok, tatapannya berubah nanar melihat tubuh Yasmin yang memucat dengan nafas yang berhembus memburu.

Vianka terlihat gelagapan melihat kehadiran Fadel, ia berusaha untuk kabur namun Fadel berhasil mencegatnya.

"Kamu melakukan apa terhadap Yasmin!" ujar Fadel dengan murka.

"Lepasin gue! Dia memang pantas untuk mati,"

"Kamu benar-benar sudah gila, kamu mau membunuh Yasmin!" Fadel mencoba menepis pisau dari tangan Vianka saat ia mencoba mengarahkannya pada Yasmin, hingga terjadi tarik-menarik diantara keduanya.

"Menyingkir kamu Fadel! Jangan halangin aku untuk membunuh wanita sialan ini karena dia memang pantas untuk mati," Vianka tak menyerah dengan usahanya. Fadel pun menampar gadis itu dengan keras hingga membuat pisau di tangan Vianka terhempas di lantai, ia sangat syok melihat kondisi Yasmin yang sangat memprihatinkan saat ini. Fadel terus berteriak meminta bantuan dokter dan suster yang berada disekitar sana.

"Dokter segera ke ruangan Yasmin sekarang dok! Keadaan Yasmin kritis," ucap Fadel menekan tombol darurat.

Vianka pun berdecak karena usahanya harus dihalangi oleh Fadel, gadis itu menatap tajam Fadel. Ia mencoba menyerangnya hingga tepat ujung pisau pun mengenai lengan pemuda itu.

"Lo tau akibatnya kalau berusaha menghalangi semua rencana gue untuk membunuh Yasmin, lebih baik lo menyingkir sekarang!"

"Kamu sudah gak waras Vianka, kamu sudah gila! Jangan harap aku akan membiarkan kamu lolos begitu saja dari sini, kamu harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan kamu, penjara adalah tempat yang paling tepat buat kamu!" Fadel berusaha merebut pisau dari tangan gadis itu, melihat sikap Vianka yang di luar kendali pun membuat Fadel masih tak menyangka jika ia akan bertindak senekat ini.

"Kak Yasmin, apa yang terjadi Kak?" ujar Jessica histeris saat memasuki ruangan Yasmin, ia begitu syok melihat kehadiran Vianka disini, hingga tatapan Jessica berubah sendu melihat Yasmin yang sudah memucat.

"Jessica, Vianka berusaha untuk membunuh Yasmin, keadaan Yasmin kritis sekarang," ujar Fadel dengan cemas.

"Kak Yasmin, Kakak dengar aku Kak. Kakak bisa dengar aku kan? Kakak harus bertahan, Kakak jangan tinggalin kita semua Kak" tangis Jessica saat mencoba menggerakkan tubuh Yasmin.

"Yasmin, sayang aku," ujar Jody mematung saat memasuki ruangan istrinya, tatapannya pun berubah nanar melihat kehadiran Vianka di dalam sana. Wajahnya pun terlihat memucat melihat Jessica menangis di samping tubuh istrinya.

"Apa yang sedang kamu lakukan di sini Vianka. Jessica apa yang terjadi dengan Yasmin!" ujar Jody saat menghampiri gadis itu.

"Jody kamu akhirnya kamu datang juga sayang. Jody aku kesini untuk kamu sayang, aku...aku sudah berusaha untuk membunuh Yasmin. Aku mau menyingkirkan dia haha, sekarang dia kritis kalau dia mati kamu akan menikah dengan aku kan Jod, iya kan sayang," ujar Vianka terus meracau, tatapan Jody pun berubah tajam memandangi gadis itu. Fadel terus menahan tangan Vianka agar tak lolos begitu saja, saat gadis iblis itu berusaha melukai Yasmin.

"Jody, gadis ini sudah gila. Dia berusaha untuk membunuh Yasmin!" jelas Fadel terlihat emosional.

"Kenapa kamu melakukan ini semua Vianka! Kenapa kamu harus bersikap seperti ini dengan Yasmin," teriak Jody dengan murka karena tindakan gadis itu sangat membahayakan kondisi Yasmin. Tangis Jessica pun semakin pecah saat tak ada respon apapun dari Yasmin.

"Karena aku mencintai kamu Jody, aku ingin kamu menikahi aku!" teriak Vianka histeris.

Jody menampar Vianka dengan cukup keras, kesabarannya pun sudah habis saat ini untuk menghadapi gadis iblis yang selalu saja berusaha menyakiti Yasmin.

"Kamu menampar kamu sayang, kenapa kamu berubah Jody! Dulu kamu selalu bilang mencintai aku,"

"Kamu yang pantas buat mati! Tindakan kamu sudah sangat keterlaluan," Jody yang sudah habis kesabaran pun mencekik gadis itu, namun Fadel mencoba menenangkannya. Fadel pun sangat memahami kepanikan Jody saat ini jika mengingat kondisi Yasmin yang kembali kritis.

"Tenangkan diri kamu Jod, kamu jangan mudah terpancing dengan sikap gadis ini yang sudah tidak waras!"

Dokter dan suster pun segera memasuki ruangan Yasmin dan memberikan pertolongan padanya. Tangis Jody kembali mengalir melihat kondisi istrinya yang memucat dengan nafasnya yang berhembus tak beraturan, ia pun menyesali sikapnya yang harus lalai menjaga Yasmin dan meninggalkan Yasmin sendirian di ruanganya hingga harus mengalami hal buruk seperti ini.

"Sayang aku mohon kamu harus bertahan, jangan tinggalin aku Yasmin. Kamu harus kuat demi aku. Kamu harus bertahan untuk aku," lirih Jody dengan rasa sesaknya.

"Mas Jody kami minta Mas tenang, kondisi istri Anda kembali mengalami penurunan sebaiknya Mas Jody dan lainnya menunggu di luar sekarang,"

"Tapi dokter saya ingin berasa disini menemani istri saya, saya ingin bersama Yasmin dokter,"

"Kami mohon pengertiannya Mas, istri Anda kritis. Kejadian yang di alaminya barusan nyaris membahayakan nyawanya,"

"Silakan Mas dan Mbak keluar dari ruangan ini. Kondisi pasien sangat kritis saat sekarang," pinta suster.

"Tapi sus,"

"Kami minta pengertiannya Mas, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk istri Anda," ujar suster itu segera menutup pintu ruangan.

"Hahaha aku sangat bahagia sekarang, aku sudah berhasil melakukan rencana aku untuk menyingkirkan Yasmin. Dia sekarang kritis, dia sekarat dan sebentar lagi Yasmin akan mati,"

Tawa Vianka pun begitu puas melihat keadaan Yasmin seperti ini, tatapan Jessica begitu tajam pada Vianka. Gadis itu menghampiri Jessica dan menarik rambutnya dengan keras.

"Kamu jahat Vianka! Kenapa kamu bersikap seperti ini dengan Kak Yasmin, apa gak cukup kamu membuat dia menderita selama ini," Jessica terlihat emosional berhadapan dengan Vianka.

"Aku akan membunuh kamu Vianka! Aku pasti akan membunuh kamu kalau terjadi apa-apa dengan istri aku!" teriak Jody tak bisa menahan lagi emosinya. Fadel pun berusaha menenangkan Jody yang mulai tersulut dengan sikap gadis itu.

"Jody kendalikan emosi kamu biar aku yang mengurus Vianka! Tindakan dia sudah bersifat kriminal, penjara tempat yang paling tepat buat dia sekarang,"

"Lepasin aku! Tangan aku sakit, aku gak bersalah. Aku gak mau di penjara, singkirkan tangan kamu sekarang biarkan aku melihat Yasmin menderita dan mati di dalam sana," teriak Vianka berusaha menyingkirkan tangan Fadel yang terus menahannya.

Lihat selengkapnya