Bulan menyenderkan kepalanya pada sofa ruang tamunya, gadis itu sedang mengerjakan laporan praktikum biologi seorang diri. Dengan mata yang sudah sayu gadis itu terus mengetikkan beberapa kata agar laporannya bisa cepat selesai dan dirinya bisa tertidur tenang.
Sudah terhitung berapa jam ia habiskan hanya untuk mengerjakan laporan tersebut, gadis berambut sebahu itu begadang hanya untuk mengerjakan laporan tersebut. Jam menunjukkan pukul 05.30, selepas melaksanakan ibadahnya, Bulan kembali mengerjakan laporannya. Entah sudah berapa kali gadis itu menguap.
Bulan menekan tombol simpan lalu menutup laptopnya, senang rasanya bisa menyelesaikan tugas dan bertemu kembali pada kasur. Kakinya melangkah ringan menuju kamarnya, ia menghempaskan tubuhnya pada kasur miliknya. Tak lama kemudian matanya terpejam dan membawanya ke alam mimpi.
Namun tidur nyenyak Bulan tak berlangsung lama karena suara teriakan seseorang baru saja menganggunya, Bulan mencoba memejamkan matanya lagi dan menutup kedua telinganya dengan bantal. Namun nihil, suara teriakan itu malah bertambah besar yang membuat Bulan ingin menelannya hidup-hidup.
“Ganggu aja!” ketus Bulan kemudian berjalan gontai ke arah pintu rumahnya.
Bulan menatap tajam ke arah seseorang yang tengah tersenyum lebar dengan deretan gigi yang rapi, bukannya ikut tersenyum Bulan malah melayangkan tatapan mematikan kepada orang tersebut.
“Ngapain lo kesini? Gue ngantuk mau tidur, udah sana pergi!” usir Bulan.
“Lo begadang lagi?” tanya Bintang, orang yang baru saja menganggu tidur nyenyak Bulan.
“Iya!” jawab Bulan ketus.
“Baca novel lagi?” tebak Bintang yang sudah hafal dengan rutinitas Bulan ketika begadang.
Bulan menggelengkan kepalanya, “Nggak, gue ngerjain laporan biologi”
“Ikut gue yuk” ajak Bintang.
“Ogah, gue mau tidur” tolak Bulan yang membuat Bintang mendengus kesal.
“Gue traktir es krim deh”
“Nggak mempan” bantah Bulan.
“Novel baru?” tanya Bintang mencoba menawarkan Bulan agar gadis itu mau menemaninya.
“Deal, es krim dan novel baru” jawab Bulan tersenyum puas lalu membuka lebar pintu rumahnya.
“Masuk dulu, gue mau ganti baju” lanjut Bulan kemudian berjalan ke arah kamarnya.
Bintang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah Bulan, ia tak habis pikir bagaimana bisa kantuk yang tadi menyerang Bulan tiba-tiba saja hilang saat mendengarkan traktiran, aneh.
“Udah belum?” tanya Bintang sedikit berteriak karena Bulan tak kunjung keluar kamar.
“Bentar lagi” jawab Bulan.
“Awas aja lo tidur lagi, nggak ada traktiran hari ini” ancam Bintang.
Setelah mendengarkan ancaman dari Bintang, Bulan langsung keluar dari kamarnya dengan rambut yang masih berantakan. Gadis itu menyisir rambutnya lalu mengikatnya menjadi satu, Bulan mendengus kesal saat melihat Bintang yang sedang tersenyum puas.
“Lo mau dianter kemana sih?” tanya Bulan berjalan mendekati Bintang.
“Jalan-jalan”
“Emangnya lo nggak bisa jalan-jalan sendiri?”