Bulan Madu Pengantin

Rosi Ochiemuh
Chapter #24

Tamu Istimewa


“Bagaimana keadaan Kalian? Baik-baik saja, bukan? Selama Ayah tidak mendapatkan keluhanmu tentang rumah ini, Ayah merasa tenang.” Amora tersenyum dengan ucapan ayahnya.

“Baik-baik saja, Ayah. Hanya di pekarangan halaman rumah ini sudah tidak beraturan. Beberapa pohon dahannya menjulang tidak rapi dan rumput mulai panjang-panjang,” balas Amora, sebenarnya dia ingin bercerita yang baik-baik saja. Namun, keceplosan masalah halamannya yang kurang cantik.

“Mau Ayah pesankan tukang kebun online? Sekarang kalau kamu ingin membersihkan seluruh ruangan dari debu tinggal pesan tukang bersih-bersih online. Tukang kebun juga begitu,” bujuk Marko dengan menawarkan anak gadisnya kemudahan.

Amora mengangguk, “boleh saja, Ayah. Nanti biar aku pesan pakai aplikasi. Jadi bisa tahu harganya berapa per jam.”

“Selamat, ya, Amora. Umurmu bertambah, dan Kusma baru saja mendapat pekerjaan yang dia dambakan. Semoga kerjanya awet dan berkah,” ucap Elis kembali memberi selamat.

Kedua mata Elis tidak lepas memandang pada anak gadisnya itu. Elis mencari sesuatu dari gerak-gerik Amora, adakah yang tidak menyenangkan dalam rumah tangga anaknya itu yang disembunyikan? Tatapan mata Amora selalu berbinar. Batin Elis, syukurlah Amora terlihat bahagia dan terlihat baik selepas menikah.

Ketakutan Elis akan pernikahan Amora yang masih di usia belia itu tidak bisa disalahkan. Seorang ibu pastinya ingin agar putrinya mendapatkan kebahagiaan ketika berumah tangga, karena Elis pernah mengalami dulu sekali di usia sangat muda, menikah dan akhirnya pasrah melepas suaminya yang suka berkelakuan buruk.

Tidak lama kemudian, dari jauh nampak Bu Titik berjalan menuju ke rumah. Kening dan wajahnya terlihat berkeringat ketika sudah masuk ke halaman rumah, tetapi dia tidak menyadari jika ada orang tua Amora datang.

Barulah Bu Titik terperanjat dan kaget melihat kedua orang tua Amora ada di ruang tamu, ”assalamualaikum. eh, ada tamu jauh,” sapa Bu Titik sedikit kaget dengan kedatangan orang tua Amora.

“Bu Titik, apa kabarnya sekarang?” sambut Elis pada besannya itu.

“Aku baik-baik saja, Elis. Masih begini, kesehatan mulai menurun sekarang ini,” balas Bu Titik sembari memeluk Elis. Kemudian pandangannya beralih ke Marko, lalu bersalaman.

“Ada acara apa ini? Pak Marko dan Bu Elis? Banyak sekali bawaannya,” tanya Bu Titik berbasa-basi. Dia tahu jika itu semua buah tangan yang dibawa dari besannya untuk Amora dan Kusma.

“Hari ini Amora ulang tahun, Bu. Jadi kami memberikan ucapan selamat dan doa, serta ingin menjenguk Amora, Kusma dan neneknya,” jelas Elis memberi jawaban. Bu Titik menanggapi senang.

“Kami mau mengajak makan bersama di restoran dengan Kusma dan Bu Titik. Kami baru tahu, kalau Kusma baru bekerja di kantor yang baru. Jadi kami akan menunggu saja Kusma. Kebetulan Bu Titik sudah ada di rumah, kami juga mengajak Bu Titik,” imbuh Marko selanjutnya.

Bu Titik tersenyum dan berkata jika dia dan Amora tidak tahu Kusma pulang jam berapa. Amora mengangguk, dia juga tidak mau menolak ajakan orang tuanya. Amora berpikir, lebih baik nanti saja, kapan-kapan makan bersamanya jika suaminya sudah punya waktu libur dan senggang.

Ada kue ulang tahun, kado di samping meja ruang tamu, kue dan minuman botol kemasan. Semua itu sebenarnya kesukaan Amora.

Lihat selengkapnya