Dia selalu termangu jika sudah mendengar suara adik tirinya itu. Tata sudah memiliki segalanya, seharusnya dia tidak menelepon untuk memberikan ucapan selamat atau sekadar memberi nasihat.
“Eyang sedang apa?” tegur Amora melihat Bu Titik di balik pohon berdiri saja.
“Anu, Amora. Aku sedang menelepon kerabat suamiku di sana. Itu, Pak Wit. Sekarang bagaimana keadaan dia dan anak-anaknya di Surabaya,” jawab Bu Titik yang berbohong. Dia tidak ingin Amora tahu bahwa dia menelepon adik tirinya.
“Ibu sama Ayah mau pamit pulang, Eyang,” ujar Amora kembali, lalu dia pergi meninggalkan Bu Titik yang mematung sendirian. Sementara Bu Titik hatinya sedih, pada apa yang sudah dia lakukan tanpa sadar. Mengapa masih peduli dengan adik tirinya itu?
Ketika kedua orang tua Amora akan pulang, suara motor matic milik Kusma terdengar menuju ke halaman rumah. Ternyata benar, Kusma pulang bersama motor matic-nya dan langsung memarkir di samping halaman, melepas helm, sambil membawa satu plastik bungkusan besar dan dibawanya menuju ke dalam.
Kusma sejak tadi melihat mobil Avanza Silver yang terparkir di samping kanan halaman rumah, dan dia hafal jika itu milik Pak Marko—ayah mertuanya. Benar ternyata mertuanya datang berkunjung, dan sedang beranjak untuk pamit pulang.
“Assalamualaikum, Pak, Bu. Sudah dari tadi datang ya? Saya pulang, sudah mau pamit saja,” sapa Kusma sembari menyalami dua mertuanya.
“Kamu baru pulang kerja? Kami kira kamu akan pulang sore, jadi kami pamit pulang dulu. Ternyata jam segini sudah pulang,” balas Marko tersenyum sambil menepuk punggung mantunya itu dengan lembut.
“Iya, Pak. Jam pulang di tempat kerja memang harusnya jam lima sore, berhubung kolega bos kami ada yang ulang tahun hari ini, jadi dipulangkan lebih awal,” jelas Kusma. Marko mengangguk selepas mendengarkan.
Amora menyambut Kusma sembari menanyakan apa yang dibawanya. Kusma tersenyum manis dan berkata jika dia di perjalanan menuju pulang ke rumah mampir dulu ke toko kue.
“Wah, kamu beli kue tart?” seru Amora sesudah membuka kotak kuenya. Kue tart blackforest yang di tengahnya diberi hiasan krim mentega manis warna pink bentuk hati bertuliskan “selamat ulang tahun, istriku tersayang” membuat Amora hampir memekik membaca tulisan itu.
“Kusma ternyata ingat juga ini hari ulang tahunmu Amora,” ledek Bu Titik ketika baru keluar dari dapur. Marko dan Elis tersenyum memandangi tingkah pengantin baru yang saling balas ucapan selamat dan terima kasih.
“Kami juga kemari tadinya ingin mengajak kalian makan bersama di luar. Merayakan bertambahnya hari ulang tahun Amora,” ucap Marko.
“Alhamdulillah. Terima kasih Pak Marko. Nanti saja pulangnya, Pak. Kita makan siang bersama di rumah ini saja. Saya mau pesan makanan online sebentar. Sebetulnya Amora sudah masak, tapi kurang banyak buat kita makan bersama,” ucap Kusma menawarkan. Marko dan Elis saling pandang tersenyum, dan menerima ajakan Kusma.