Bulan Madu Pengantin

Rosi Ochiemuh
Chapter #29

Keistimewaan Kusma


Dua hari lepas kejadian itu, tubuh Bu Titik sudah lebih baik, dia masih bermalam di rumahnya sendiri. Mengingat kejadian malam itu Amora masih khawatir. Sesuatu yang menimpa pada Eyang waktu itu bisa juga menimpa suaminya. Mengerikan jika membayangkan itu akan terjadi. Bahkan mimpi buruk yang pernah dialaminya tentang Kusma, masih sering membayang dalam pikiran.

Bu Titik bercerita pada Amora hanya sebagian kebenaran dan belum semuanya. Perempuan tua itu bercerita kejadian buruk yang dialami keluarganya saja, tidak dengan identitas pelakunya. Dia masih merahasiakan itu, karena sama saja mencoreng dirinya sendiri lantaran masih keluarga satu-satunya.

Sudah tiga hari Kusma bekerja di kantor barunya itu, dan setiap pagi dia berangkat menaiki motor matic-nya. Amora selalu menyiapkan tas dan bekal makan siang untuk suaminya itu. Secara fisik Kusma segar bugar, tapi secara mental dia masih was-was jika apa yang menimpa neneknya itu terulang kembali.

Bahkan saat bekerja pun, Kusma ditemukan melamun oleh Pak Kendy. Sampai pria paruh baya itu mengingatkan berkali-kali, dan yang diingatkan merasa tidak enak hati.

“Kamu sejak tadi kerja sambil melamun, mikirin apa, Kus? Tidak fokus begitu,” tanya Pak Kendy dan matanya memicing dari balik kacamata tebalnya.

“Ti-tidak apa-apa, Pak. Sedikit, sih. Saya hanya memikirkan nenek saya, kemarin beliau sakit,” jawab Kusma tergagap.

Biasanya dulu waktu Kusma bekerja di perpustakaan sekolah SMP, dia selalu fokus, rajin, dan profesional sehingga membuat para guru dan siswa di sekolah itu sangat terbantu dan senang.

Pemuda itu kembali menghadap layar komputernya untuk mengurus neraca pembelian dan penjualan. Luna mendengarkan apa saja yang dibicarakan pegawainya hari itu dari perekam rahasia. Sebuah pulpen elektrik di tangan Luna, saat dipencet tombol depan, akan terdengar rekaman suara dari ruang kerja itu. Akan tetapi tidak diberlakukan pada ruang kerja pribadinya.

“Oh, rupanya dia lagi galau memikirkan neneknya waktu itu,” gumam Luna.

Luna tahu jika Renata melakukan sesuatu di ruang rahasia tiga hari sebelumnya. Nyonyanya itu mengirim teluh kepada kakak tirinya. Ternyata gagal dari keluhan perempuan paruh baya itu.

Lihat selengkapnya