Pak Wit tiba-tiba muncul di hadapan Bu Titik, membuat perempuan tua itu terkejut bukan main. Alangkah cepat adik iparnya beserta anaknya datang.
“Assalamualaikum, Mbak Titik. Sepertinya Mbak terkejut akan kedatangan saya sekarang?” sapa Pak Wit, sambil tersenyum.
“Waalaikumsalam, iya betul, Wit. Aku kaget kamu datang secepat ini. Perjalanan dari Surabaya ke Purwakarta seharusnya memakan waktu berjam-jam,” jawab Bu Titik.
Dia heran, tapi dalam hatinya merasa senang jika bantuan datang lebih cepat tanpa harus menunggu lama.
“Sebenarnya aku sudah lama datang, Mbak. Sudah tiga hari yang lalu dan menginap di rumah saudara ipar anakku. Aku tahu, Mbak sedang menghadapi masalah genting.”
Bu Titik akhirnya menceritakan apa yang sedang dialaminya, membuat Pak Wit tidak berhenti tertegun mendengarkan.
Lelaki tua itu berencana untuk mengatur siasat, agar menyelamatkan kedua cucu mereka. Membuat Renata gagal mendapatkan keinginannya, selanjutnya persekongkolan kejahatan itu akan diserahkan kepada pihak yang berwajib untuk ditindaklanjuti hukum.
***
“Apa yang paling kamu takutkan dalam hidupmu?” tanya perempuan paruh baya itu padaku, dengan seringai di wajahnya. Tidak kusangka wajah aslinya diperlihatkan dalam wujud yang menyeramkan. Suamiku saat ini sedang berjuang untuk membebaskan dirinya, menantang sosok jahat di hadapan kami.
Tubuh ini tidak berdaya, tanganku terikat oleh tali yang mengikat pada bangku, kencang sekali ikatannya. Kakiku terasa kaku karena terikat juga. Masih ada sebenarnya yang bisa menyelamatkan kami dari kegilaan wanita di hadapanku ini. Namun, aku tidak mau ayah dan ibu terlibat dalam masalah ini. Mereka tidak boleh tahu kejadian yang kami alami saat ini.
“Tidak kusangka, Anda perempuan yang sangat jahat. Mengapa harus melakukan semua ini?” ujarku lirih menatap dirinya yang justru bagiku sangat menyedihkan.
“Diam! Kamu tidak tahu apa-apa, anak kecil!” sahutnya setengah berteriak. Telingaku jadi berdenyut dan kebas lantaran mendengar suaranya.
Di sana masih ada dua orang lagi yang membantu kejahatan perempuan jahat ini. Laki-laki brewokan yang kurasa dia mata keranjang, sejak menangkapku kedua matanya tidak berhenti memandang dengan tatapan menjijikkan. Yang satunya perempuan cantik itu adalah bos suamiku. Mereka memisahkan aku dan suamiku, mereka mencoba untuk menghancurkan kehidupan orang lain.