Bum Your Heart!

Safania Elda
Chapter #2

Sarapan Bareng

"Ayaaaaaa .... "

"Bangoooonnnn .... "

Asa melompat-lompat di atas ranjang kecil itu. Sedangkan pemilik ranjang, masih anteng bergelung dengan selimut tebalnya. Sama sekali tak terganggu oleh suara melengking di atasnya.

Asa berdecak sebal. Sahabatnya ini, layak mendapat rekor gadis terkebo di kompleksnya. Lihat saja, gadis ini masih sempat-sempatnya mendengkur. Apa Asa kurang keras teriaknya?

Jika begitu ...

Asa tersenyum licik, mendekatkan wajahnya ke telinga kiri Aya. "WOI BANGON!"

Aya terkejut, otomatis ia terbangun duduk. Ada lingkaran hitam di matanya, karena tadi malam ia begadang sampai dini hari. Demi menuntaskan episode drakor terbaru.

"ASA! Ini tuh minggu! Kan aku udah bilang jangan ganggu, aku mau hibernasi! Sana pergi!" Perintah Aya sebal, sembari mengeratkan selimutnya.

Asa lagi-lagi berdecak sebal. 

"Aya! Bangzi ajakin kita jalan-jalan, noh."

Aya terkesiap, otaknya otomatis segar jika ada nama 'Bangzi'. Asa bergumam tak jelas, "ada Bangzi aja auto bangun."

"Bangza ikutan ga?"

"Enggak, ada kerjaan dia."

"Hokey, 5 menit siap-siap." Aya beranjak dari ranjangnya, setelah menyempatkan diri memoletkan tubuhnya.

Gadis pendek itu lalu masuk ke kamar mandi dengan bersenandung riang. "Oh Tuhan, kucinta dia, kusayang dia, rindu dia, inginkan dia~"

Suara Aya lama kelamaan hilang, karena ia sudah sepenuhnya masuk ke kamar mandi. Asa berdecak tak jelas, ia tahu Aya. Jika Aya bersama dirinya, ia bisa saja gila tak jelas. Sedangkan, bersama kedua kakaknya Aya mendadak berubah seperti bunglon.

Jika bersama Ozi, Aya paling senang, karena Ozi sering mentraktirnya jika ia sudah gajian. Sedangkan, bersama Oza, Aya akan menghindar sejauh mungkin. Atau jika tidak memungkinkan, Aya akan mengkeret ketakutan di belakang Asa maupun Ozi. 

"Eh, nanti aku tunggu di depan rumahmu aja, ya," ucap Aya sembari menyisir rambut pendeknya.

"Enggak, lo ikut masuk! Mama lo tadi udah pergi, nitipin lo supaya sarapan di rumah gue."

Aya menoleh, sorot matanya memohon. Sungguh, Aya takut sekali berada dalam satu ruangan dengan kakak pertama Asa. Rasanya, ingin menghilang saja dari bumi, ke planet pluto. "Makan di warung pinggir jalan aja deh. Kalo Bangzi ga mau bayarin. Aku bayar sendiri. Ya, ya, ya."

Lihat selengkapnya