Bum Your Heart!

Safania Elda
Chapter #3

Aya Cantik, Katanya

Aya tersenyum senang. Hari ini adalah salah satu hari terindah dalam hidupnya. Bagaimana tidak, setelah membeli pecel lele yang dinanti-nantikan Aya sejak pagi, mereka bertiga berhenti di taman kompleks karena Asa ingin membeli es krim. 

"Bang, es krim rasa coklat 2 sama rasa vanilla 1." 

Aya yang lebay atau memang ucapan Ozi yang manis, hati Aya meleleh. Hanya karena ucapan Ozi yang mengingat rasa yang ia sukai.

Aduh, gimana sih, Aya! Jelas Ozi bisa inget, kemarin kan kamu beli roti juga rasa vanilla.

Tak berhenti di situ saja, saat menikmati lelehan es krim dingin jam 9 pagi, mereka melihat anak-anak kecil sedang bermain layangan di lapangan samping taman. Ozi yang tertarik pun bergabung. Tawa Ozi bersama anak kecil itu membuat kehaluan Aya berjalan. Bagaimana jika itu Ozi dan anak-anak mereka kelak, dengan Aya yang mengawasi mereka di bangku taman ini?

Aduh, Aya! Mikir dong! Masa' mau punya anak lebih dari 10! Emang kamu kuat?!

Aya masih senyum-senyum sendiri menatap Ozi di depannya. Asa yang masih menikmati es krim coklat yang sebentar lagi habis, memandang jijik sahabatnya itu. Memang cinta bisa membuat orang buta, ya? Asa tanya karena ia belum merasakannya. 

"Sehat, Mbak?"

Aya menoleh, senyum lebar masih terpatri di wajahnya. "Asa, kenapa Abangmu cute banget, sih. Aku jadi pengin karungin bawa ke rumah. Tapi, sayangnya ga berani, ehe ... "

"Abang yang mana?"

Aya menampol lengan kiri Asa. "Biasa aja dong!" Kata Asa. Lengan kirinya kebas. Tampolan Aya bukan main kencangnya.

"Ya Bangzi, lah. Abang yang onoh kan galak. Aku mau sih karungin, tapi bukan bawa ke rumah. Bawa ke Pantai Parangtritis aja, biar hanyut kebawa ombak."

"Ya Allah sadisnya. Gue bilangin ke Bangza, mati kau!"

Aya mencebik, "ih, jahat!"

"Biarin!"

Ozi mengernyit saat menghampiri kedua adiknya itu. "Pulang, yok. Udah mau siang ini."

"Yuk, Bang!" Aya berdiri sembari membersihkan celananya. Lalu, mengikuti Ozi yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Asa pun menyusul, "tau nggak, Bangzi lagi dekat sama cewek lho. Cantik lagi. Siap-siap patah hati, ya," bisik Asa lalu meringis.

"Sama aku cantik-an mana?" Tanya Aya panik.

"Dia lah. Tapi nggak papa. Karena lo sahabat gue. Gue tetep dukung lo jadi kakak ipar gue!"

Asia bersorak senang. Tapi segera menutup mulutnya karena Ozi menoleh, menyuruh mereka sedikit cepat. "Sip. Kalau aku jadi kakak ipar Asa, nanti kita bisa main bareng terus."

"Sip!"

Asa ingin tertawa keras rasanya. Padahal ia pengin menjahili Aya. Aya mungkin lupa abang Asa kan ada 2. "Aya .... " panggi Asa sembari menahan tawa. Mereka berhenti di depan pagar rumah Asa.

"Lo nggak sadar?"

Asa tertawa. Mambayangkan wajah excited Aya karena dia merestui hubungannya dengan salah satu abangnya. 

"Kenapa, sih? Jangan gila, ya! Aya nggak mau nabok kamu di sini. Nanti Bangzi jadi ilfeel gimana?"

Lihat selengkapnya