Bum Your Heart!

Safania Elda
Chapter #4

Dia Merasa Terganggu

"Nggak!"

Asa memberenggut kesal. Sudah beberapa kali ia membujuk Aya agar mengerjakan tugas di rumahnya. Tapi, Aya menolak mentah-mentah. Aya dan Asa memang satu kelas, entah apa yang membuat sepasang sahabat itu terus bersama. 

Tugas matematika wajib yang diberi Bu Ida membuat Asa pening tujuh keliling. Asa paling benci dengan pelajaran matematika, fisika, dan kimia. Well, padahal dia masuk ke jurusan IPA. Bolehkah Asa menyesal karena ikut-ikut Aya masuk jurusan itu?

"Lo kan sahabat baik gue, Aya. Ayolah, Bangza sibuk nggak mau bantuin gue yang otaknya lemot matematika. Bangzi paling di rumah sih, tapi dia juga nggak bisa matematika!"

"Deritamu!" 

Senin yang menyebalkan. Berangkat sekolah hampir telat membuat Aya badmood seharian. Gara-gara ucapan Asa tadi malam, membuat Aya tidak bisa tidur. Aya baru bisa menutup mata jam 2 pagi! Mana tadi pagi dia tak sempat sarapan karena keburu telat.

Aya menatap Asa yang berjalan kesal di depannya. "Di rumah aku aja, masih bisa kupikirin."

Asa berhenti. Menengok ke belakang, lalu tersenyum menggoda. "Lo takut Bangza, ya?!"

"Emang sih, tapi pasti lo kepikiran ucapan gue tadi malem, kan?! Ngaku!" Lanjut Asa. Entah, Asa merasa puas melihat Aya semakin mengkeret ketakutan karena Oza.

"Kan aku udah bilang. Bukan takut, tapi merinding! Beneran deh, merinding banget pas bayangin orang se-kaku Bangza bucin. Amit-amit!"

Asa terbahak. Sepertinya Aya sudah anti sekali dengan orang yang bernama Gozha Katulistiwa. Iyalah, Asa yang notabennya adik kandung Oza kadang sebal dengan tingkah kaku bin datarnya itu. Apalagi orang lain. Oh, lebih tepatnya, apalagi Aya yang sudah takut dengan Oza sejak kecil.

"Bangza masih di kantor lah jam segini. Paling juga Bangza nginep di apartemen. Kerjaan dia lagi banyak akhir-akhir ini," jelas Asa.

Aya menatap Asa sangsi. Dia kapok minggu kemarin dibohongi. Mana katanya Oza sibuk, tapi ternyata masih nampak batang hidungnya. Bagi Aya, selain punya tampang seperti ngajak gelut, Oza juga punya bibir yang kalau ngomong, sepedas bon cabe level tertinggi.

"Oke, di rumah Asa. Tapi, awas kalau Bangza di rumah, lo gue end!" Tukas Asa, tanganya bergerak layaknya menggores pisau ke leher.

"Woke, sip! Emang terbaik. Beli telur gulung dulu hayuk, gue traktir!"

Aya tersenyum senang, "mantep, gini dong. Aku kan jadi seneng."


***


Aya senang tapi juga kecewa. Senang karena ucapan Asa benar, Oza tidak ada di rumah. Sedih karena Ozi juga tidak ada di rumah, katanya masih di kafe miliknya.

"Salah, Asa! Kan aku udah kasih rumus dasarnya. Diagonal sisi kubus itu rumusnya sisi akar 2. Tinggal masukin angkanya udah jadi! Ini kamu muter kemana dulu?"

Asa meringis malu-malu di tempatnya. Mereka berdua belajar di rumah Asa, tepatnya di ruang keluarga. Kalau lagi belajar, anti bagi Aya belajar di kamar Asa. Bukannya belajar, Asa nanti akan tidur di saat Aya menjelaskan. Mana sulit dibangunkan, karena Asa itu selain mager juga kebo. Memang menyebalkan!

Lihat selengkapnya