Bumbu Pecel Terakhir Nenek

Veron Fang
Chapter #20

Siapa Wanita itu?

Sebuah hotel bintang lima di Korea Selatan menjadi pilihan Abdi untuk menginap. Ia tidak ingin jika Aresa akan marah padanya, jika memilih hotel yang fasilitasnya tidak memuaskan baginya. Waktu dan tempat sudah diatur sedemikian rupa olehnya. Dari bertemu dengan agensi luar, investor, fasilitas entertain untuk para investor dan seluruh tim yang hadir dalam perjalanan bisnis ini. Semuanya telah diatur dengan sangat detail dan rinci sejak tiga bulan yang lalu.

“Kamu pastikan semuanya berjalan lancar. Jaga keamanan privasi semua orang yang terlibat. Acara entertain malam ini harus lebih mewah daripada pembahasan bisnis,” perintahnya di lobi hotel. Ia sedang berbicara dengan seorang pria berjas hitam. Pria itu memakai kabel komunikasi interkom yang terpasang di salah satu gendang telinganya, kabelnya ia sembunyikan di balik jasnya.

“Semua yang bapak perintahkan sudah kami pastikan dengan baik. Tidak akan ada celah kesalahan apapun yang lolos.”

“Kerja bagus. Aku percaya dengan kalian,” serunya puas. Sebuah guratan senyum nampak di wajahnya yang berseri.

Kini impiannya tercapai. Perusahaan agensinya menjadi salah satu dari top five dan ia berhasil mendapatkan seratus persen kepercayaan dari seorang investor. Berawal dari seorang investor, sekarang sejumlah investor asing juga mulai meliriknya. Impian menjadi seorang yang kaya melintir akan menghampirinya sebentar lagi. Apalagi investor utama itu gampang digesek hanya dengan memberdayakan anak gadisnya. Anak gadisnya, Aresa.

Maafkan aku Endah. Ini satu-satunya cara supaya kita bisa mendapatkan hidup yang lebih baik. Kita akan menjadi konglomerat. Kita bertiga akan bahagia dan tidak perlu khawatir dengan masa depan.

***

Man, your party is so good. I enjoy it very much and … the girls are very hot. You have a good taste, man!” Seorang investor berusia lima puluhan menghampirinya. “You know, tomorrow I will sign our contract, don’t worry … hahaha.” Gelak tawanya menggelegar. Abdi ingin saja menutup kedua gendang telinganya sekarang. Namun, ia tidak mau melepaskan jutaan dolar yang akan mendarat di rekeningnya di esok hari. 

Tahan Abdi. Demi duit yang akan datang.

“Man, enjoy your party too,” teriaknya lagi. Suara musik yang diputar dengan volume besar saja tak mampu mengalahkan suara kencangnya. “Girls, accompany your boss, make him like being in paradise. Come on, girls!

Ia sempat mundur beberapa langkah saat empat wanita datang menghampirinya. Ia merentangkan kedua tangannya. Hendak menolak. Namun, pertahanannya sedikit runtuh saat seorang dari wanita itu mengelus tangannya, lengannya, pundak, dan pipinya. Tangannya dingin namun seperti ada daya listrik yang mengalir dari pipinya, mengarah ke otak, membuat otaknya korsleting. Ibarat daya listrik yang terlampau besar, terhambur keluar, mengaliri seluruh bagian yang ada. Korsleting dapat menimbulkan dampak serius, seperti kebakaran. Kebakaran ini dapat merusak properti dan bahkan menyebabkan kerugian yang signifikan. Korsleting yang terjadi ini dapat menyebabkan luka serius pada orang yang terkena dan sekitar.

Puncak bahayanya ia habis terbakar, tetapi keinginan itu akan selalu timbul dalam benaknya. Pikirannya terbang. Tubuhnya tidak berdaya. Ia menurut saja kemana lengan dan kaki mereka menjalar dan menimpa ke seluruh bagian tubuhnya. Salah seorang dari wanita itu menjalarkan tangannya ke dalam jasnya, mengambil gawainya, meletakkannya di meja keramik itu, dan kemudian dengan badannya ia menindih Abdi. Diikuti dengan beberapa wanita yang tertawa riang dan terus mencekokinya dengan minuman keras. Tak lama gawai itu berbunyi, Abdi tidak mendengar apapun. Pikirannya nge-fly.

***

“Abdi, kenapa teleponnya lama sekali sih? Ayo, kita belanja!” Aresa menarik lengan Abdi. Ia tak peduli jika Abdi masih menghubungi seseorang dari balik gawainya. Ia sudah berteriak cukup keras tadi. Namun, Abdi hanya menoleh padanya. Terpaksa ia datang mendekat dengan high heels-nya yang berbunyi keras.

Lihat selengkapnya