Bumi Para Pembelit

Noor Cholis Hakim
Chapter #9

Aib Keluarga

September, 1985.

Gang di dekat Rumah Abimana.

“Dimas, aku takut,” seorang wanita berusia tujuh belas tahun setara dengan Dimas, menggenggam tangan Dimas erat-erat. Perut wanita itu sudah mulai membesar sejak satu bulan lalu.

“Tenang saja, Anjani. Kau tidak boleh terlalu berpikir. Tidak baik untuk kesehatanmu dan bayi dalam kandungan ini,” Dimas mengelus-elus perut Anjani.

Satu bulan silam, mereka pergi memeriksakan kondisi Anjani yang mual-mual dan menunjukkan gejala kehamilan. Ternyata benar, Anjani positif.

Anjani mengangguk, “Baiklah, Dimas.”

Mereka berdua melangkah menuju salah satu rumah milik tokoh adat di dekat gang terpencil tersebut, rumah Abimana, ayah Dimas.

***

Rumah Abimana di kampung.

“PERNAKAH AYAH MENDIDIKMU SEPERTI INI? MERUSAK KEHORMATAN KELUARGA!” bentak Abimana yang menyempatkan pulang ke tanah air sedari beberapa bulan lalu.

Lelaki itu hilir-mudik, dari tanah air ke Inggris dan sebaliknya. Sedangkan wanita bernama Charlotte itu masih menjadi rahasia terpendam yang tidak diketahui masyarakat kampung.

“AH? Apakah Ayah lupa? Memang Ayah selalu mendidikku dengan ribuan teori untuk menjaga kehormatan keluarga. Tetapi Ayah tidak pernah menunjukkan laku semacam itu. Meninggalkan Ibuk saat kelahiranku tujuh belas tahun silam untuk menikahi seorang wanita muda asal Inggris! Apakah itu didikan Ayah?” Dimas membela.

Abimana melotot, menatap seorang gadis dengan perut besar yang tengah berdiri di ambang pintu, “Bodoh, ada orang asing di sana! Kenapa kau menyebutkan hal semacam ini?”

Lihat selengkapnya