Bumi Para Pembelit

Noor Cholis Hakim
Chapter #32

Panggung Sang Ratu Drama

April, 2019.

Perusahaan Surat Kabar Gemintang.

“Kok kamu gitu, sih, Sis?” teriak Laras sembari mendorong bahu Siska. Kedua teman Siska sontak menahannya agar tidak terempas jatuh.

Alberto berdiri di belakang Laras.

Siska memandang Laras dengan tampang tak tahu diri, “Dunia pekerjaan itu keras, Bu Laras. Citra yang dibagun bisa runtuh, tetapi nggak bisa diperbaiki cuma dengan pertikaian ini.”

“Apa, sih, yang kamu kejar, Sis?” gerutu Laras.

Siska menyunggingkan bibir, bersedekap, dan menatap kedua teman di sampingnya bergantian. “Jelas, jabatan. Wakil Direktur menjanjikan akan menjadikanku sekretaris dari Pak Abiyasa jika berita ini diliput dengan mulus. Sekarang, aku sudah mencium bau-bau kesuksesan,” Siska menyeringai.

Laras meremas satu bendel koran yang ada di tangannya. Kertas-kertas berwarna abu-abu, terbitan Perusahaan Gemintang hari ini, meliput satu artikel sebagai berita di halaman depannya yang ditulis Laras, Siska, dan Alberto. Sementara artikel satunya masih dicari oleh pria berperawakan tinggi besar itu.

Adakah Kaitan Antara Plagiasi Penulis Cempaka, Aborsi Nirmala, dan Perusahaan Cakrawala? Salah satu judul artikel dengan ukuran font paling besar yang jelas akan memikat mata para pembaca pada pandangan pertama. Berisi mengenai dugaan terjadinya persekongkolan antara Penulis Cempaka dan suaminya, Dimas, untuk menutupi kasus plagiasi dengan menjebloskan Nirmala ke penjara melalui berita unggahan Perusahaan Cakrawala.

“Kalau kamu nggak seneng sama keberadaanku bilang, dong! Nggak usah jatuhin lewat hal-hal semacam ini,” gertak Laras dengan wajah gusar.

Alberto masih menelaah satu per satu terbitan koran hari ini yang didominasi oleh berita tulisan Siska, Laras, dan dirinya.

“Ras, ini berita kedua, coba kamu baca!” pintah Alberto seraya menyodorkan koran yang telah dibuka lebar pada halaman maksudnya.

Laras menjulurkan leher, mendekat pada uluran koran di tangan Alberto. Sontak matanya membelalak pada kalimat pertama dari artikel tersebut.

Benarkah Pemilik Perusahaan Cakrawala, Dimas Abimanyu, Melakukan Aborsi Pada Anak Pertamanya?

“Mereka datang pada saya ketika musim kemarau kembali pada tahun 1986, meminta saya untuk membantu menggugurkan kandungan Anjani. Kala itu, mereka masih sangat belia. Bisa dibilang seperti remaja yang baru memasuki usia legal,” tutur Nirmala dalam wawancara eksklusif yang tim redaksi lakukan (31/03/2019).

Artikel itu memakan hampir satu halaman penuh.

“Siapa yang menyuruhmu meliput berita ini, Sis?” tanya Laras dengan nada tinggi. Seisi ruangan tim redaksi lengang. Beberapa staf memilih keluar dari ruangan dan menghabiskan jam istirahatnya.

Siska terdiam sejenak, lalu membuang muka dari Laras.

“Sang Pemilik, Bapak Abiyasa,” jawabnya singkat.

Laras secara cekatan meninggalkan ruangan, menuju lift yang terletak di dekat kamar mandi perusahaan.

“Laras!” seru Alberto mencoba mengikuti, tetapi Laras tidak memperbolehkannya.

Sepanjang perjalanan menuju lantai atas, orang-orang yang ditemui Laras memandangnya dengan tatapan benci. Beberapa mengucapkannya di depan Laras.

“Nggak tahu diri, ya. Meski ia tulang punggung keluarga, harusnya juga masih jaga kehormatan keluarganya. Lah yang ini malah nyebar aib keluarga,” caci salah seorang staf senior bersama gerombolan temannya. Sorot mata itu sesekali menatap koran di tangannya, tepat pada tulisan “Oleh: Larasati Subardimas, …”

Laras hanya melirik orang-orang di lorong perusahaan itu tanpa menggubrisnya.

Kini, ia sudah berdiri tegap di depan lorong menuju ruangan Abiyasa, Pendiri sekaligus Pimpinan Perusahaan Gemintang.

Lihat selengkapnya