April 2019.
Perusahaan Surat Kabar Gemintang.
“Halo? Iya, Kak Laras akan membeli kue untuk hari ini. Kirimkan alamat rumah Kak Joko, ya, Njas. Nanti Kak Laras bakal langsung ke sana. Oh ya, jangan lupa bawa koper dan tas Kakak di kamar!” pintah Laras dalam telepon yang tersambung dengan Anjasmara.
“Kak Joko ambil cuti, kan, Njas?” imbuhnya.
“Ya pastilah, Kak. Kak Joko bakal jemput aku dan ibuk beberapa menit lagi. Aku harus bersiap. Lakukan apa yang ingin Kakak lakukan hari ini dengan baik. Mari kita akhiri ini, Kak! Aku akan menelepon Kakak setelah di perjalanan nanti,” celetuk Anjasmara di ujung sana.
“Baiklah,” pungkas Laras sembari menutup telepon.
Gadis itu menatap ke depan. Di tangannya sudah ada sebuah amplop dan kunci mobil hitam milik sang ayah.
Laras berjalan menyusuri lorong. Hari ini tujuannya adalah menuju ke ruangan sang pemilik perusahaan, Abiyasa.
Sejurus kemudian gadis itu sudah berdiri di depan pintu ruangan Abiyasa. Meja sekretaris masih kosong. Beberapa hari lalu, posisi sekretaris itu benar-benar digantikan oleh seseorang. Peringatan dari Laras terhadap sekretaris sebelumnya ternyata tidak cukup mempan untuk menghentikan langkah sekretaris baru dari Abiyasa.
Laras menarik tuas pintu ruangan, lalu melangkah kaki masuk, melebihi ambang pintu. “Selamat Pagi, Bapak Abiyasa. Mohon maaf bila saya lancang langsung masuk ke ruangan ini. Sebab sepertinya Sekretaris baru Anda lebih dimanjakan, ya?”
“Wah, keponakanku!” sambut Abiyasa seraya memutar kursinya menghadap ke pintu masuk. Menyambut Laras dengan suara beratnya.
“Kita masih berada di lingkungan kerja, Pak. Saat ini saya adalah bawahan Anda. Mungkin Anda bisa memanggil saya dengan sebutan ‘Keponakan’ beberapa menit setelah ini,” pekik Laras.
Abiyasa mengernyitkan dahi, “Maksudnya?”