Sore ini, aku dan teman-temanku tengah mengunjungi pantai yang sebentar lagi akan menenggelamkan sang suryanya.
Di mana kita membentuk sebagian kelompok untuk dijadikan dua tim yang akan melakukan pertandingan sepak bola di atas pasir. Aku, Adi, dan Fadil membentuk kelompok satu dengan gawang sebelah kanan. Sedangkan Onet, Surya, dan Yanuar membentuk kelompok dua dengan gawang sebelah kiri. Suara dari deburan ombak menjadi background music yang paling indah di dalam pertandingan kita.
Kita bermain dengan bebas karena hakikatnya pertandingan kali ini hanyalah pertandingan biasa saja tanpa menjerumuskan perasaan emosi. Jauh dari keramaian, Adi melakukan tendangan super untuk mencegah kekalahan hingga bola yang ditendang oleh Adi mendarat diperut Onet. Hal itu membuat Onet marah dan langsung mengejar Adi yang sudah berlari disertai gelak tawanya yang mengambang di atas udara. Alhasil pertandingan kita bubar begitu saja lalu mengejar mereka ke arah matahari yang akan tenggelam.
Aku mengabadikan momen mereka yang tengah berlari disertai senjanya. Satu jepretan dengan posisi Adi yang paling depan, Onet yang tengah mengejar Adi, Surya, Fadil, dan Yanuar yang tengah menggiring bolanya agar tidak masuk ke dalam tubuh pantai. Suasana yang pantas untuk dijadikan sebuah momen untuk kita bersama.
Warna jingga kemerahan terpancar di garis cakrawala,
Tanda akan hadir dengan malam yang sunyi nan sepi,
Netra menangkap indahnya alam semesta menuju malam yang kelam,
Di kala semua orang masuk ke dalam rumah,
Tiba-tiba saja ragaku tak mau pulang dan ingin tetap menatap senja,
Ragaku ingin tetap menemani senja hingga saat malam telah tiba,
Saat aku berbalik badan untuk pulang,
Aku menginginkan senja hadir dengan keindahan yang sama,
Aku berharap senja hadir untuk membuatku bahagia.
(Delana, 16 September 2018)
Note : aku copas dari postingan doi hehe.
Aku menyimpan foto mereka di media sosial miliku untuk dijadikan sebuah kenangan. Kebersamaan yang membuatku kembali hidup sehingga dunia yang sepertinya terasa capek berubah menjadi angin yang berhembus dengan tenangnya. Pemandangan yang tak pernah kulihat ketika di tempat terbuka, sekarang mataku melihat beberapa anak kecil yang tengah didampingi oleh orang tuanya sedang bermain air di bibir pantai. Kelompok anak-anak yang sedang memakai seragam SMA tengah membentuk barisan kecil untuk difoto menggunakan hp mereka. Kemudian terdapat dua pasangan yang sedang mengabadikan momennya dengan berbincang kecil dan disertai tawa merdunya.
“Balik yuk?” ajak Yanuar.
“Yuk, jangan lupa sholat ya?” kata Fadil.
Motor kami membelah jalanan sore dengan suara adzan yang berkumandang di beberapa masjid maupun mushola. Kita berhenti di lampu merah sembari melihat orang-orang dewasa yang baru saja pulang dari aktivitas kerjanya. Melihat wajah kusamnya menandakan bahwa mereka sangat tidak nyaman dengan masa pendewasaan.