Kamu pernah singgah...
Pernah satu tempat dan saling bercerita. Anehnya kita tidak saling membangun rumah. Kamu mencari petualangan baru begitu pula denganku. Aku sadar bahwa kita tidak bisa saling sama-sama.
Bagaimana?
Sejauh mana kamu sudah berkelana?
Aku memujamu disetiap aku merindukanmu. Akan tetapi, kamu hanya biasa-biasa saja. Sajakku tidak pernah lupa akan penanya. Namun, kamu sudah lupa dengan rumah yang sesungguhnya. Satu saja sudah cukup untuk saling sama-sama dan saling tahu menahu bahwa kita sebenarnya ada.
Namun, kamu memilih hubungan yang lebih lama dari pada hubungan kita. Ternyata, tujuanmu untuk selalu singgah di hidupku karena kamu sedang mencari makna yang bukan ada di aku. Rembulan saja tahu bahwa aku sudah lelah untuk kecewa, Amanda.
Kamu sangat egois sebab memilihku hanya karena pada saat itu perasaanmu sedang sedu. Pikiranmu bertolak belakang dengan isi hatimu sendiri, Am. Untukmu, aku ingin menuliskan puisi yang tidak pernah ada batasnya. Untukmu, aku ingin mencari petualangan baru disertai suaramu yang merdu. Untukmu, aku tidak ingin rencana kita runtuh begitu saja. Maukah kita kembali ke awal lagi?