Ada nurani yang terselip di balik gelapnya hati, ada pula kebaikan yang tertimbun dalam kejahatan yang dilakukan. Tapi bukankah itu lebih baik daripada tidak sama sekali? Maka tak akan ada yang bisa menampik dua sisi yang diberikan Tuhan pada manusia. Bila kau bilang aku jahat, maka sebenarnya ada baik dalam diriku yang belum kau lihat, begitu pula sebaliknya. Ketika kau melihat kebaikanku, maka jangan percaya sepenuhnya padaku, tentu ada kejahatan yang aku punya. Tidak ada manusia yang sempurna, bukankah begitu?
Lalu ketika aku merasa sakit saat melihat orang yang diperangi kaumku mati di depan mataku? Apakah aku telah melakukan hal yang salah? Bukankah tadi aku sudah bilang, setiap orang punya hati nurani? Salahkah aku menolong mereka?
Ayah, kau bilang apa tadi? Itu karena kekeraskepalaan mereka yang tak ingin menyerahkan Gaza pada kita? Lantas apakah Gaza milik kita?