“Tok! Tok! Tok!”
Menjelang salam, terdengar bunyi ketukan pintu.
“Tumben dia salat di kamar, tidak di masjid seperti biasanya?”
Dari suaranya aku bisa menebak bahwa itu Fritz.
“Baru bangun.”
“Apa?” Fritz terdengar kaget. “Sejak siang tadi aku ke sini?”
Kusudahi salatku. Mengucap salam sambil menengok ke sebelah kanan lalu ke kiri. Kuangkat tangan. Berdoa sepenuh jiwa. Beristigfar sebanyak-banyaknya. Memohon ampunan atas segala khilaf dan dosa.
“Masih mencari yang tadi?” tanya Felix.
“Aku sudah tanya Kiara, Eva dan Zahra, tapi mereka tidak punya. Makanya aku ke sini lagi. Tadi kau bilang Sofyan punya, kan?”