Bumi yang Dihujani Rindu

Hadis Mevlana
Chapter #11

Jika Bukan Dia, Lalu Siapa?

Aku kembali ke apartemen usai Maghrib dan isya berjamaah di masjid seperti yang lazim kulakukan. Aku dan Fritz langsung menuju foodcourt. Felix sudah menunggu kami di sana. Beberapa waktu lalu ia mengirimkan chat WhatsApp-nya kepadaku. Ada traktiran makan malam, katanya. Aku yakin kali ini bukan traktiran biasa. Sepertinya ada maksud lain dari Felix mengajak kami berkumpul di sini. Apalagi kalau bukan melanjutkan diskusi kami yang sempat terputus beberapa saat lalu.

Foodcourt mulai sepi. Kulirik jam yang melingkar di tangan. Jam operasional foodcourt akan segera berakhir. Beberapa menit ke depan mereka sudah tidak menerima orderan. Dari kejauhan aku melihat Felix duduk di tempat biasa, di salah satu meja yang selalu menjadi favorit kami. Letaknya di salah satu sudut dekat jendela. Taman kecil yang penuh bunga berbagai warna di depannya makin cantik dengan lampu yang sengaja dibuat agak temaram. Kerlip Lampu warna-warni yang biasa dipakai untuk hiasan natal diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana malam yang terasa kian romantis. Gemericik air yang memancur di kolam seolah nada-nada indah yang tengah berzikir penuh harmonis dalam sebuah majelis.

Aku dan Fritz menghampiri Felix. Berdasarkan penglihatanku, sudah tersedia makanan dan minuman pesanan kami di atas meja. Sepiring besar french fries untuk kami bertiga lengkap dengan saus tomat di wadah terpisah dan tentu saja segelas mochacino ice blended, kesukaanku. Aku sudah meminta Felix memesankan minuman itu beberapa waktu sebelumnya. Lalu kami duduk. Fritz di sebelahku. Sementara aku duduk tepat berhadapan dengan Felix.

Benar seperti dugaanku. Kali ini bukan traktiran biasa. Rupanya Felix masih penasaran. Ia ingin melanjutkan diskusi kami yang tadi sempat tertunda.

“Jadi dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa yang disalib itu bukan Mesias?” tanya Felix tanpa banyak basa-basi lagi.

Fritz yang sedang asik menyantap makanannya mendadak batal menyuapkan french fries ke mulutnya. Matanya langsung tertuju ke Felix, lalu segera memaling pandangannya ke arahku yang duduk di sebelah kirinya.

What?” kaget Fritz, “Masih berlanjut? Aku kira sudah selesai.”

“Sudah kau habiskan saja makananmu. Biar Sofyan yang menjelaskannya,” ucap Felix, “Kau diam dan dengarkan saja.”

Aku tersenyum melihat keterkejutan Fritz. Kuaduk segelas mochacino ice blended di hadapanku, lalu meminumnya melalui sedotan warna hitam sebelum menjawab pertanyaan Felix.

“Benar,” jawabku.

Felix tampak menyimakku begitu serius. Ia mendekapkan kedua tangannya, lalu menajamkan matanya ke arahku.

“Jika kita merujuk pada firman Allah dalam Al-Qur’an, maka akan kita dapati bahwa Almasih Isa putera Maryam itu tidaklah dibunuh. Tidak pula disalib oleh orang-orang Yahudi,” lanjutku.

“Ada orang lain yang diserupakan dengannya. Sementara itu, Allah telah mengangkat Nabi Isa ‘alaihi salam ke langit. Betul begitu kan, Fyan?” ucap Fritz menambahkan.

Aku mengangguk pelan membenarkan ucapan Fritz. Sejenak aku mengingat-ingat kembali ayat Al-Qur’an yang menceritakan tentang peristiwa yang sedang kami bahas malam ini. Setelah mengingatnya, aku langsung membuka aplikasi Al-Qur’an di handphone-ku. Kubuka tepat pada ayat 157-158 Al-Qur’an surat Annisa. Lalu membacakan terjemahan.

 

Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

 

“Secara tidak langsung terjemahan ayat yang baru saja kau bacakan itu sebagai bantahan klaim orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh Al-Masih, kan?” tanya Fritz.

“Tentu saja. Sekaligus membantah klaim orang Nasrani yang menyatakan bahwa Almasih itu disalib untuk menebus dosa manusia,” ucapku melanjutkan.

Felix mengerutan keningnya. Raut wajahnya berubah. Sepertinya ia tidak suka dengan kata-kata terakhir yang keluar dari mulutku.

 “Kalau memang bukan Yesus dan ternyata digantikan dengan orang lain, lalu siapa yang menggantikan Yesus di tiang salib, Fyan?” tanya Felix.

“YUDAS ISKARIOT,” tegas Fritz, “betul kan, Fyan?”

I don’t know,” jawabku sambil mengangkat kedua bahuku.

“Loh kok,” heran Fritz mendengar jawabanku.

“Wallahu a’lam, hanya Allah saja yang Maha Tahu akan kebenarannya.”

“Tapi kau pernah dengar, bahwa Yudas sang pengkhianat itulah yang menggantikan Yesus di tiang salib, Fyan?” ucap Fritz mengkonfirmasi.

“Kalau itu aku juga pernah mendengarnya,” ucap Felix.

Fritz dan Felix melihat ke arahku. Aku kembali mengangkat bahu.

“Tapi kau pernah mendengar cerita kalau orang yang disalib itu Yudas kan, Fyan?” tanya Felix.

“Iya. Aku pernah dengar,” jawabku sambil mengangguk pelan.

“Lalu kenapa kau bilang tidak tahu?” sambut Fritz.

“Setahuku tidak ada satu teks pun dalam tradisi Islam yang secara valid menyatakan bahwa Yudas Iskariot-lah yang telah menggantikan Yesus di tiang salib.”

***

Yudas Iskariot, yang dalam Injil diceritakan sebagai salah seorang murid Mesias itu, melakukan pengkhianatan. Ia menyerahkan gurunya dengan sebuah ciuman kepada Tentara Romawi di Taman Getsemani. Lalu terdapat dugaan bahwa Yudas Iskariot-lah tokoh yang menggantikan Yesus di tiang salib sebagai balasan atas kejahatannya. Bahkan cerita itu sangat populer di kalangan sebagian besar umat Islam. Bahkan para ustadz sering menceritakan itu dalam ceramahnya. Namun, asumsi tersebut tidak didukung dengan teks yang valid. Al-Qur’an dan Hadits tidak menyebutkannya secara gamblang.

“Jadi bagaimana bisa ada orang Islam yang menyimpulkan bahwa yang disalib itu Yudas Iskariot?” tanya Felix.

“Entahlah. Mestinya kau tanyakan saja langsung, dari mana mereka dapat menyimpulkan bahwa Yudas Iskariot-lah orang yang menggantikan Nabi Isa ‘alaihi salam di tiang salib,” jawabku.

“Kalau aku tidak salah ingat, aku pernah menonton kajian salah satu ustadz di youtube,” jawab Fritz, “Ustadz tersebut mengatakan bahwa Yudas Iskariot-lah orang yang disalibkan. Bukankah kau juga pernah menceritakan kepadaku seperti itu, Fyan?”

Lihat selengkapnya