Bumi

Annisa fathonah
Chapter #3

Dongeng Dari Langit

Malam menjelma kesedihan yang makin pekat dan dalam untuk Bumi. Di kamarnya, kini dinding dan langit-langit seakan semakin sunyi dan dingin. Tidak lagi ada suara Ibu bersenandung lirih seperti saat biasanya, menjadi pengantar kala ia tertidur. Ibunya benar-benar pergi, pergi ke mana entah, ke suatu tempat yang sulit diurai nalar anak kecil seusianya.

bunyi derit pintu yang terbuka, memecahkan hening sesaat. seperti ada secercah harapan cahaya dari sana, dari lampu ruangan tengah yang memantul menerangi kamarnya yang sejak tadi gelap. Eyang berjalan tergopoh ke kamarnya. Bebauan minyak kelapa yang biasa dipakai kini menguar di udara, Eyang membiarkan rambutnya yang sudah memutih tergerai begitu saja. Baju kebaya tema bunga-bunga besar terlihat semburat warnanya meski di kegelapan.

"Sudah tidur, Bum?" telapak tangan keriputnya lantas mengelus pelan pucuk kepala cucunya yang masih terjaga. anak laki-laki sepuluh tahun itu menggeleng sambil menatap neneknya penuh cinta.

Mau berapapun populasi makhluk hidup saat ini, ada banyak manusia yang tertakdir sendirian, termasuk Bumi. Eyang adalah satu-satunya yang tersisa. entah akan bertahan berapa lama lagi sebelum kesendirian benar-benar menyempurnakannya.

"Eyang, apa Ibu tidak sedang kedinginan? " Pendar matanya mengerjap menatap wajah Eyang.

"Ibu bahkan sudah tidak merasakan apa yang kita rasakan. Ibu tidak bisa lagi jatuh sakit, sedih, atau bahkan sekadar dingin dan kepanasan." Jawab Eyang sambil duduk di tepi ranjang.

"Begitu ya yang. Setiap orang mati pasti juga mati rasa? "

Eyang mengerutkan dahi. "Iya, mungkin. Tapi, orang baik yang mati tetap bisa selalu melihat kita, menjaga kita. "

Mata eyang memandang lurus ke arah langit malam dengan ribuan bintang yang bertabur. Bumi selalu jarang mau menutup tirai di jendela kamarnya sejak dulu.

"Ibumu juga. Dia sekarang bersinar, di sana. " Telunjuknya mengarah pada salah satu benda langit nun jauh di sana itu. "Dulu, eyang buyut yang meninggal saat eyang uti masih remaja juga sama, beliau jadi bintang. Jadi cahaya kita kalau dalam kegelapan. "

"Bumi juga mau jadi bintang, yang ti. "

"Berarti Bumi harus jadi anak baik seumur hidup. "

"Tidak boleh nakal sesekali? "

"Ya ndak boleh. "

______

Lihat selengkapnya