Pagi hari , bunga terlambat bangun dan ia langsung menuju kamar mandi dan melakukan ritualnya. setelah selesai, bunga langsung bersiap menuju ke sekolah.
Saat sampai di ruang keluarga, ia mendengar keluarganya tertawa lepas seperti tak ada kekurangan pun di dalamnya. 'Huh! lagi dan lagi.' batin Bunga sanbil menoleh ke ruang makan lalu ia melenggang pergi keluar rumah untuk berangkat sekolah dengan naik angkutan.
Di dalam angkutan ia melamun memikirkan keluarganya, yang bahkan tidak peduli tentangnya.
"Mas,depan ya," ucap bunga sambil menunjuk ke depan.
"Iya neng," jawab pak supir angkutan sambil mengangguk anggukkan kepalanya.
Setelah membayar, bunga berjalan memasuki gerbang dengan santai dan situasi halaman sekolah yang ramai, tapi ia hiraukan.
Karena bunga terkenal cuek di sekolahnya, ia bersikap peduli dengan sahabat dan kekasihnya, ERLANGGA EKA PUTRA WIJAYA biasa dipanggil putra, seorang playboy di sekolah, tapi bagi bunga putra adalah kekasih setia.
Sahabatnya, Amel selalu memberi tahu kepada Bunga bahwa Putra bermain dibelakangnya, tapi Bunga tak mempercayainya.
"Bung, lo ngapain disini hm ?" tanya amel sambil menepuk pundaknya.
"Ish kamu mel, kaget aku, emmm gapapa tuh liat rame banget kan ?Biasanya kan jam segini halaman sekolah sepi," jawab Bunga sambil kaget tapi bisa ia netralkan kembali.
"Mungkin aja itu si putra," jawab amel sambil berjalan dan diikuti bunga disampingnya.
"Ha ? Yang bener kamu ?"
"Iya, dia kan raja playboy jaman now. "
"Tapi mel, gak mungkin," kesal Bunga
"Dia playboy Bung, dia itu cuman jadiin lo sebagai taruhan, sadar Bunga."
"Aku tahu mel, aku yakin putra setia di belakang aku, biar aku yang berjuang dulu mel sampai..."
"Sampai apa?!, sampai lo berhenti karena lelah berjuang tidak dihargai? Gitu?"
"Plis bung lo itu pinter, cantik, kenapa harus suka sama putra yang playboynya gak ketulungan?"
"Udah takdir mel," jawab Bunga sambil berjalan memasuki ruang kelasnya dan meninggalkan amel yang sedang kesal karena ditinggal.
Bunga yang melihatnya pun hanya tertawa.
Kringg kringgg
Bel berbunyi dan kelas Bunga sudah dimulai dengan pelajaran ips, bu tutik memberi soal di papan yang harus dikerjakan, karena bu tutik harus keluar ke ruang kepala sekolah untuk koordinasi.
Seluruh kelas langsung ribut karena senang dan ada yang lesu karena ditinggal guru. Bunga tak peduli dengan keadaan kelasnya, mau ribut, pecah itu bukan urusanya.
Urusannya adalah yang penting tugasnya sudah selesai dan harus dikumpulkannya segera.
"Eh Bung, selesai?"
"Hm? Udah nih," jawab Bunga sambil memberikan bukunya kepada Amel.