Sal akhirnya memahami sesuatu yang Agatha—kawan lamanya—coba sampaikan, meski tidak pernah bisa ia ceritakan. Kalau Nilam itu spesial.
“Kadang memahami seseorang bukan berarti mengetahui semuanya, melainkan menerima apa yang mereka izinkan untuk kamu lihat.” ucap Agatha saat itu.
Sal telah diizinkan untuk melihat langsung, mengapa Nilam selalu terasa rumit. Karena Nilam bukan satu–seseorang yang utuh, ada Clara, ada juga Embun. Dan ketiganya berada dalam tubuh yang sama.
“Nilam,” panggil Sal pelan.
“Ya?” jawabnya lirih, seperti seseorang yang masih mencari pijakan.
Sal kembali teringat kata-kata Agatha, “Jika kamu benar-benar ingin mengenalnya, maka bersabarlah. Karena mungkin, bagian terbaik dari dirinya tidak bisa terburu-buru untuk ditemukan.”.
Hal itu yang membuatnya yakin, kalau ia selama ini cukup bersabar dan tidak terburu-buru. Kali ini, ia memberanikan diri untuk mulai bertanya.
“Apa aku boleh menanyakan sesuatu?”
Nilam diam, tidak menjawab.
“Siapa Embun, dan siapa Clara?”
Nilam semakin tenggelam dalam diamnya.