BUNGA 3 WARNA

Ayu S Sarah
Chapter #15

BERCERMIN DAN BERDIALOG

Embun kembali sepenuhnya menjadi dirinya. Nilam belum muncul lagi sejak kejadian terakhir dengan Sal di hotel. Embun merasa ada kekosongan aneh dalam dirinya—seperti sebuah kamar yang dulu ditempati seseorang, kini tak lagi berpenghuni.

Dalam salah satu sesi terapinya, Embun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

“Dokter,” panggilnya ragu-ragu. 

Agatha menoleh, menunggu apa yang hendak Embun katakan.

“Boleh aku tanya sesuatu?”

“Tentu, Embun,” Agatha menatapnya dengan perhatian. “Apa yang kamu rasakan hari ini?”

Embun menunjuk dadanya, tepat di tengah. “Rasanya… aneh. Seperti ada yang hilang. Ada ruang kosong. Apa dokter tahu kenapa?”

Agatha mengerutkan alis. “Kamu tampak lelah.”

Embun menunduk, menarik napas dalam. “Seperti… ada bagian dari aku yang nggak ada di tempatnya.”

“Apa yang nggak ada di tempatnya itu, Embun?” tanya Agatha lembut.

“Seperti seseorang telah pergi.” Embun menelan napasnya. “Aku nggak ngerti, tapi… aku seperti tahu, biasanya dia ada di sana, tapi sekarang… rasanya sepi sekali.”

“Siapa dia, Embun?”

“Nilam.”

Nama itu keluar seperti serpihan kaca yang menyayat.

Embun melanjutkan, suaranya bergetar, “Di dalam benakku, aku biasanya melihatnya. Ia berdiri di dekat jendela, sambil tersenyum lembut. Tapi sekarang dia nggak ada.”

Agatha memberi ruang, membiarkan Embun berkata-kata.

“Aku seharusnya merasa lebih baik, bukan?” Embun mengusap matanya. “Tapi, kenapa aku malah merasa kehilangan seseorang?”

“Alter bukan sekedar ‘orang lain’. Mereka adalah bagian dari dirimu yang terbentuk untuk melindungimu. Meskipun tidak nyata bagi orang lain, mereka nyata untukmu.”

Embun menutup mata, menarik napas gemetar. Namun tiba-tiba—ada suara lain. Tidak terdengar jelas, tapi hadir—bukan suaranya, bukan suara Nilam. Suara samar dari tempat gelap di dalam kepalanya.

“Dia bersembunyi,” katanya.

Lihat selengkapnya