"Nama dan wujudnya saja aku tidak pernah tahu, tetapi melihat bagaimana ekspresi wajahmu saat menceritakan semua tentang dirinya membuat aku yakin. Bahwa dia adalah penghalang besar yang membuatku sulit untuk menggapaimu."
Arkan Putra Adhmaja
🐤🐤🐤
Arkan melepas helm full face hitam miliknya lalu turun dari motor. Semua kalimat yang Vira katakan tadi masih membekas diingatannya dan menjadi tanda tanya besar. Anehnya lagi setelah mengatakan sesuatu yang sulit untuk Arkan percaya, Vira malah menyuruhnya datang ke sini, ditambah cewek itu menuturkan kalimat berupa pesan yang masih berputar jelas diingatan Arkan.
"Kali ini gue gak akan ngelarang lo buat ketemuan sama dia, tapi gue minta, tolong bujuk dia pulang dan jangan kasih tau dia kalau gue yang nyuruh lo nyamperin dia."
Arkan menggerakkan matanya untuk menyapu setiap sudut tempat ini.
"Jangan-jangan gue dibohongin," gumam Arkan setengah kesal sebab sejak tadi ia tidak mendapati seseorang yang ia cari, tempat ini cukup sepi dan pengunjungnya masih bisa ia hitung dengan jari.
Mata Arkan berhenti pada seorang cewek yang tengah duduk di atas rerumputan dengan posisi membelakanginya, ia mengerjapkan matanya berkali-kali sebab tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Orang itulah yang Arkan cari sejak tadi, tetapi penampilannya benar-benar berbeda.
Tidak ada topi yang menutup rambutnya, juga tidak ada rambut yang biasanya dikuncir kuda. Hari ini, cewek itu menggunakan dress putih selutut dengan sebagian rambut panjang miliknya yang hampir sepinggang itu dibiarkan tergerai. Tidak seperti biasanya.
Arkan memasukkan kunci motor yang masih ada di tangannya ke dalam kantong celana hitam kain yang ia pakai. Cowok itu kemudian menata kakinya untuk melangkah menghampiri cewek itu.
o0o
Tak terasa sudah sekitar empat jam Zeta berada di danau ini, ditemani dengan lagu berjudul 'Hanya Rindu' yang dibawakan oleh Andmesh Kamaleng yang berulang kali mengalun dari ponselnya dengan volume sedang. Zeta memang tidak suka menggunakan earphone, ia juga bukan tipe orang yang suka mendengar berbagai macam musik. Biasanya jika Zeta sudah menemukan satu lagu yang dirasa cocok, maka ia akan terus mengulang lagu itu sampai ia sendiri bosan. Seperti lagu ini contohnya, lagu yang akhir-akhir ini sering Zeta dengarkan dan terkadang ia senandungkan.
"Ku rindu senyummu itu.."
Tepat disaat lagu diputaran ini selesai, Zeta merasa ada sebuah tangan yang menyentuh bahunya. Belum sempat Zeta menoleh ke belakang, orang itu sudah terlebih dahulu mengambil duduk di sebelah kirinya. Zeta mengerutkan kening, bahkan dipikirannya tidak pernah terlintas jika cowok di sampingnya ini juga akan ada di sini.
"Kenapa lo bisa ada di sini?" tanya Zeta dengan kepala menoleh ke arah cowok itu.
"Punya kakilah, makanya gue bisa ke sini."
"Iya maksud gue, lo ngapain di sini?"
"Ini tempat umum kan, ada yang ngelarang gue ke sini?"
Zeta mengeratkan kepalan tangannya, kesal. Mengapa cowok itu tiba-tiba nyebelin? Entah berpura-pura tidak peka atau apa, yang jelas semua jawabannya sama sekali tidak membuat Zeta puas.
"Ya terus, ngapain lo duduk di samping gue?" kalimat Zeta kali ini sedikit meninggi dan ditekan.
"Dari banyaknya pengunjung yang ada di sini gue cuma kenal sama lo. Masa gue harus duduk sendiri, gak asik kan? Gak kasihan lo liat gue?"
Bukannya kesal, diam-diam Zeta malah menarik tipis sudut bibirnya. Nada bicara Arkan tadi sedikit berbeda juga terkesan lucu, membuat Zeta pada akhirnya malah diam dan membiarkan Arkan untuk tetap duduk di sebelahnya.
"Gue ganggu ya? Ada yang lo tunggu disini?" Arkan memperhatikan Zeta dari samping. Penampilan cewek itu benar-benar berbeda.
"Gak begitu ngeganggu, tapi emang ada yang lagi gue tunggu," jawab Zeta. Tangannya mengambil ponsel yang ada di sebelah kanannya dan mematikan lagu yang sedari tadi ia dengarkan.
"Mana orangnya? Gue penasaran, cewek atau cowok?" tanya Arkan sambil celingak-celinguk.
Zeta menatap lurus ke depan. "Cowok, tapi gue gak tau dia bakal datang atau enggak."
Arkan bisa melihat wajah Zeta yang mulai murung saat mengatakan kalimat itu. Ia jadi mulai percaya dengan apa yang dikatakan Vira padanya beberapa menit yang lalu.