Sampah berserakan, buku-buku berhamburan, serta baju-baju tak lagi tersusun rapi di tempatnya. Semua hancur, semua porak-poranda mengelilingi seorang gadis mungil yang tengah menangis histeris yang enggan menunjukkan muka.
Ditemani suara gemuruh dibalik awan hitam pekat, disusul butiran air yang terjun bebas tak kenal takut seakan bersahut-sahutan tak henti.
Tangannya mulai bergetar, dan dadanya mulai sesak. Ia terus berusaha agar tangan dan kakinya yang terikat dapat lepas. Akankah saat ini ada yang bisa menyelamatkannya?
Seketika, seorang anak lelaki mendekatinya. Berjalan perlahan tanpa suara seraya membawa pisau. Gadis kecil itu semakin menangis, ia makin takut, hingga beranggapan bahwa semua yang ia pikirkan akan terjadi saat ini juga.
anak itu mulai mendekat, mengikis jarak mereka yang kian menipis dan sekarang, bahkan jarak mereka tinggal sejengkal, ia berhenti, mengangkat pisau yang ia genggam kearah yang ia incar sedari tadi. Sedangkan, anak gadis itu semakin pasrah, memejamkan matanya dalam-dalam.
"Tiiiiiiiiiiiiiiiiidaaaaaaaaaaaaaaak"