Seorang gadis cantik dengan topi berwarna hitam-merah dikepalanya dan gelang kulit berwarna cokelat muda bertulis Zetalia itu tengah tersenyum hampa saat melihat bunga mawar merah yang ada dihadapannya. Rambut panjang yang sesekali menutupi wajahnya karena tertiup angin sama sekali tidak mengganggu.
"Ga, gue kangen sama lo" ujarnya lirih, dia duduk di atas rumput hijau yang ada di taman belakang sekolah.
Bugh
Bugh
Bugh
Gadis itu menoleh ke belakang, ia melihat seorang cowok tersungkur ke tanah dan satu cowok lain dengan seragam berbeda dengannya berhasil lari dan melompati pagar belakang. Zeta berdiri dan berlari mendekati cowok yang ia yakin habis dipukuli, cowok itu berada tidak jauh dari tempat ia duduk.
"Bego! " ujar Zeta membentak cowok itu "Sekolah itu buat belajar, bukan berantem!" katanya lagi sambil membantu cowok itu untuk duduk dengan benar, wajah cowok itu sudah penuh dengan memar membuat Zeta meringis melihatnya.
Zeta mengeluarkan kotak obat yang belakangan ini sering ia bawa di dalam tasnya "Jangan-jangan, lo pindah ke sekolah ini karena lo sering berantem kan? " tuduhnya pada cowok itu "Lo beruntung ini jam pulang sekolah. Kalau ada guru yang liat, lo bisa dihukum"
"Gue udah biasa" Zeta mendengus, kata-kata yang sering ia dengar juga dari mulut abangnya jika orang itu pulang penuh memar.
"Lo tahu? Keseringan berantem bisa mempercepat kematian " Ujar Zeta sarkas
Cowok itu terkekeh "lo doain gue cepet mati? "
"Makasih" ujar cowok itu lagi namun Zeta tidak membalas, Zeta mengangkat dagu cowok itu dan perlahan mengobati sudut bibir juga luka yang ada di pelipisnya.
"Kenalin gue Arkan" ujarnya lagi
"Gue tau" balas Zeta cuek
"Nama lo? " tanya Arkan
"Lo udah tau nama gue" Arkan tersenyum membuat Zeta terdiam, senyuman itu mengingatkan Zeta dengan Rangga. Sebenarnya dia tahu, semenjak Arkan pindah ke sekolah ini dia memang sering memperhatikan cowok itu. Tetapi melihatnya tersenyum sedekat ini, seakan ia merasa Rangga ada di dekatnya.
"Tapi gue mau dengar langsung dari mulut lo, kita belum pernah kenalan kan? "
"Gue Zeta, Zetalia Hafsari. Dan lo harus ingat itu! " ujar Zeta. Arkan mengangkat sebelah alisnya, bingung.
"Kenapa gue harus ingat nama lo? "
Zeta memasukkan kotak obat dan barang-barang miliknya yang lain kembali ke dalam tas setelah itu berdiri "Karena lo punya hutang budi sama gue, Arkan" jawab Zeta lalu pergi meninggalkan Arkan yang sedang tersenyum memandangnya dari jauh.
o0o