"Beneran gak mau di ambil cokelatnya?" tanya Vira untuk keempat kalinya, memastikan.
"Enggak," jawab Zeta, kukuh.
"Kasihan Ta, Alex udah bawain buat lo," ujar Vira berusaha membujuk.
Zeta bergeming dengan posisi menopang dagu, saati ini pikirannya melayang tentang kejadian kemarin. Apa Arkan sudah mempunyai pacar? Pertanyaan itu selalu ada di list awal dari sekian banyak yang ingin ia ajukan. Tapi jika memang benar setidaknya Arkan bisa bercerita dengannya.
Zeta menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya sendiri. Lagipula Zeta dan Arkan hanya sebatas teman, jadi tidak ada hak untuk Arkan menceritakan masalah pribadinya. Tetapi ego Zeta lebih besar, perempuan itu seolah ingin meminta yang lebih. Seperti ada yang tidak baik-baik saja dalam hatinya saat ini.
"TA! LO DENGERIN GUE GAK SI?? " Teriak Vira di telinga Zeta sampai perempuan itu beranjak dari lamunannya.
"Apa?"
"Gak mau diambil? Kasihan Ta."
"Enggak."
"Oke ganti, lo gak mau buka hati lo sedikitpun buat Alex? " tanya Vira, geregetan.
"Enggak."
"Ayolah Ta, move on! Buka hati lo buat Alex sedikit aja. Lo juga udah kenal dia lama kan? Lo liat ya, dia tu ganteng, kaya, gentle, emang gak pinter-pinter banget. Tapi siapa sih cewek yang gak mau sama dia? " ujar Vira lagi, persis sedang menawarkan sebuah barang. Dia menyebut semua hal baik yang dimiliki Alex.
'Termasuk gue, gue mau banget!' batin Vira melanjutkan.
Zeta diam, tidak langsung menjawab. Dia menatap Vira takjub, Zeta sudah tahu bahwa perempuan ini sangat mencintai Alex dari Nuno. Ditambah melihat bagaimana Vira menyebut semua tentang Alex membuat Zeta tahu seberapa besar cinta itu. Zeta, perempuan berseragam putih-biru dan topi dikepalanya merasa semakin bersalah terhadap Vira.
"Yaudah, kalau gitu lo aja yang jadi pacarnya Alex! " Suruh Zeta sengaja, membuat Vira terdiam beberapa detik.
'Sayangnya dia suka sama lo bukan sama gue,' batin Vira.
"Kok jadi gue," kata Vira seraya tertawa, jenis tawa yang banyak menyimpan kesedihan yang bisa dibaca oleh Zeta.
"Jadi cokelatnya gimana?" tanya Vira lagi, berusaha mengalihkan pembicaraan dan Zeta tahu itu.