"Ini buat gue kan? Berarti boleh dong gue kasih ke Vira?"
Vira yang duduk di depan Zeta tak segan-segan menginjak kaki cewek itu. Alex datang menghampiri mereka dan memberikan cokelat pada Zeta sebagai tanda selamat, sebab hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan ujian. Niat cowok itu baik, tetapi respon Zeta seolah menolaknya secara halus. Vira tau Zeta itu keras kepala, jika biasanya, Zeta akan menerimanya saja lalu nanti diberikannya pada Vira, Nuno, atau Rafael. Tetapi hari ini? Cewek itu malah menolak langsung di depan orangnya.
Zeta mengelus-elus kakinya, ia lalu kembali pada nasi goreng yang ada di hadapannya dan mengabaikan Vira yang kesal padanya ataupun Alex yang masih setia berdiri di sampingnya.
Ingin rasanya Vira mencakar wajah Zeta sekarang, sahabatnya itu terkadang tidak bisa me-rem mulutnya, dia bahkan tidak peduli jika orang lain sakit hati karena ucapannya itu atau tidak. Vira menarik tangan kiri Zeta cukup keras sampai wajah Zeta condong ke arahnya dengan mata melotot.
"Kalau lo mau nolak jangan di depan orangnya, itu gak sopan," bisik Vira di samping telinga Zeta.
"Ra.. Gue udah bilang gue gak suka kalau--"
"Katanya Zeta duduk aja, Lex," bukannya membiarkan Zeta melanjutkan kalimatnya, Vira dengan cepat menyuruh Alex duduk. Dia tidak tega jika cowok seganteng Alex harus di buang oleh Zeta begitu saja, mubazir. Jika saja Zeta bukan sahabatnya, Vira pasti sudah membuat grup dengan para fans Alex untuk membantai cewek ini dengan nama 'Alex lovers' atau apapun sejenisnya. Padahal Alex itu selain ganteng juga ramah walaupun dulu waktu SD bandel, tetapi kenapa dia harus menyukai cewek nyeselin seperti Zeta ini? Banyak siswi SMP Garuda yang rela mengalah, tetapi mereka tidak ikhlas juga jika seorang Alex harus diperlakukan seperti itu. Kalau saja mereka berani dengan Zeta, pasti cewek itu sudah mendapat cakaran atau jambakan gratis setiap hari.
Zeta membulatkan mata saat Alex mengambil duduk di sampingnya, lalu cewek itu menatap tajam ke arah Vira tetapi cewek itu mengabaikannya.
"Ngapain sih lo duduk disini?" tanya Zeta dengan nada ketus pada Alex.
"Katanya tadi gue boleh duduk," ujar Alex.
"Udah biarin aja, Zeta itu emang malu-malu. Padahal dasarnya dia seneng banget duduk di samping lo," ujar Vira cepat sebelum Zeta sempat menyanggahnya lagi.
"Apaan sih, Ra. Gue--"
"Kalau lo marah-marah terus berarti bener."
"Bener apanya?" tiba-tiba suara Nuno menyapa mereka, cowok itu tidak datang sendiri tetapi bersama dengan Rafael yang ikut berjalan di sebelahnya.
"Eh ada orang," ujar Rafael seolah terkejut melihat Alex.
"Yaiyalah orang, lo pikir setan?" sahut Vira.
Rafael mengangkat kedua bahunya acuh, ia langsung mengambil duduk di sebelah kanan Vira disusul Nuno yang ikut duduk di sebelah kiri Vira.
Nuno menatap Alex yang duduk di hadapannya, ada perasaan kesal saat melihat cowok itu apalagi ketika ia menoleh ke samping dan mendapati Vira yang diam-diam mencuri pandangan ke arah Alex serta terus mengulum senyum. Berusaha mengabaikan kekesalannya, Nuno langsung menyambar teh es di hadapannya kemudian meminumnya habis dalam satu kali teguk.
"No, itu minuman gue," ujar Alex sedikit terkejut.
Mata Vira langsung membulat sempurna, dengan refleks tangannya memukul punggung tangan Nuno cukup keras membuat Nuno menggembungkan pipinya tidak terima.
"Cuma minum doang gak akan bikin dia miskin kali," ujar Nuno melakukan pembelaan.
Vira berdecak, "Tapi yang lo lakuin itu gak sopan, No," lalu cewek itu menatap Alex dengan perasaan tidak enak. "Maafin Nuno ya Lex, gue ganti deh minum lo. Gue beliin yang baru," ujarnya lagi seraya berdiri.
"Dia punya tangan punya kaki, Ra. Lo disini aja." Nuno mencekal lengan Vira. "Lo juga, laki bukan? Gak usah lebay," ujar Nuno pada Alex.
Vira menepis genggaman Nuno dari tangannya. "Lo yang lebay, kan lo yang minum. Harusnya lo minta maaf sama Alex," ujar Vira.
"Udah-udah, Ra. Cuma minum doang kok," ujar Alex melerai perdebatan mereka. Sekarang dia yang dibuat tidak enak.
"Tuh! Alex aja santai," ujar Nuno.
"Gak apa-apa, lo tadi kan juga belum sempat minum. Santai kok, gue juga sekalian mau bayar mie ayam gue." Vira beralih menatap Nuno dengan tajam lalu berjalan meninggalkan mereka dan berniat membeli minuman sekaligus membayar mie ayam miliknya seperti niatnya tadi.
"Sama Alex aja kalem, sama gue ngegas," gumam Nuno sembari memperhatikan Vira yang tengah mengantri untuk membeli minuman, membuat Rafael juga Zeta tertawa karenanya. Mereka tahu Nuno itu suka pada Vira hanya saja cowok itu tidak pernah mengakuinya. Jika ditanya Nuno cemburu atau tidak, dia pasti selalu menyangkal dan mengatakan bahwa yang ia lakukan hanya bentuk peduli sebagai sahabat. Ia hanya tidak ingin Vira terlalu berharap pada Alex, padahal kenyataannya Alex hanya menyukai Zeta.
"Udah-udah, nih makan!" ujar Rafael menyodorkan kerupuk yang ada di atas meja pada Nuno sembari terkekeh, "Cemburu butuh energi."
Nuno menatap kerupuk itu sekilas lalu menepisnya. "Gak ada yang cemburu," balasnya.
"Cemburu bilang, No. Kita gak akan ketawain lo," ujar Zeta diimbuhi anggukan oleh Rafael.
Nuno memutar bola matanya, lalu tak sengaja pupil matanya melihat Alex yang juga menatapnya bingung. Cowok itu tidak mengerti pembicaraan mereka bertiga lebih tepatnya saat Rafael dan Zeta membahas kata 'cemburu'. Lagipula niatnya disini hanya ingin dekat dengan Zeta bukan ikut campur hubungan siapapun ataupun mengusik ketenangan Nuno.
Nuno melempar tatapan tajam ke arah Alex. Dia sangat tidak suka melihat wajah sok milik Alex ini, melihatnya saja sudah membuatnya naik darah. Menurutnya cowok ini hanya berlagak sok tidak tahu. "Ngapain lo liatin gue? Gue ganteng? Makasih," ujar Nuno pada Alex membuat cowok itu mengerutkan kening.
o0o
"Wow, orang halu lewat nih."
Zeta yang merasa jika sindiran itu tertuju padanya langsung menghentikan langkah dan menatap cewek yang baru saja berbicara itu.
"Apa maksud lo ngomong kaya gitu?" tanya Zeta, ia masih berusaha untuk mengontrol emosinya agar tidak meledak hanya karena menanggapi cewek ini.
Cewek itu tertawa, "Bener dong yang gue bilang. Lo itu harusnya ngaca, emangnya lo pantes buat Rangga? Rangga mau temenan sama lo aja udah syukur."